Tak Diangkut Berhari-hari, Sampah Menumpuk di Dermaga Gili

MENUMPUK: Anggota DPRD KLU Hakamah saat melakukan sidak ke Gili Air, Minggu (2/7). (IST FOR RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Intensitas kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan, Meno dan Air di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus meningkat.

Seiring aktivitas wisata yang meningkat itu, berdampak pada volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Namun ironisnya, hal itu tidak dibarengi dengan penanganan. Pada akhirnya sampah pun menumpuk. Khusus di Gili Air dan Meno sampahnya ditumpuk di dekat dermaga yang menjadi pintu masuk dan keluar pulau tersebut. Sampah ini akan diangkut ke daratan KLU. Hal ini pun menjadi temuan anggota DPRD saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Minggu (2/7).

Wakil Ketua Komisi II DPRD KLU Hakamah mengatakan bahwa sampah yang menumpuk di Gili Air dan Meno itu karena tidak diangkut ke daratan sejak Rabu (28/6). “Selama beberapa hari ini tidak diangkut,” bebernya kepada Radar Lombok.

Kondisi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan yang berdatangan. Sebab selain merusak pemandangan juga menimbulkan bau busuk. “Tadi saya di sana ada 5 kapal besar bersandar di Gili Air dan penumpang turun langsung disambut bau sampah itu. Mereka ada yang foto bahkan pakai drone. Terus ada bule yang sudah pesan makanan tidak mau membayar karena bau sampah itu,” ucapnya.

Baca Juga :  Semua Honorer Berpeluang Jadi PPPK, Gaji Berpotensi Turun

Pihaknya merasa malu melihat kondisi Gili yang menjadi kawasan strategis pariwisata nasional, tetapi persoalan sampah masih saja terjadi. Informasi yang ia serap dari masyarakat, sampah yang tak terangkut bukan kali ini saja terjadi. Tetapi sudah berulang kali. Terlebih saat libur, petugas juga ikutan libur. “Yang ngelola sampah di Gili Air ini kan Gili Care. Dalam MoU dengan BLUD persampahan, tidak ada libur, tetapi BLUD persampahan ini libur sehingga tidak ada pengangkutan hingga hari ini. Wajar menumpuk,” ujarnya.

Pihaknya sudah menghubungi OPD terkait yang menangani sampah. Hanya saja sampah tersebut tidak bisa langsung diangkut. Sebab harus menunggu Senin (3/7). “Makanya tadi saya minta Pak Sekda mengevaluasi OPD persampahan ini karena kita kesal juga sampah tak bisa diatasi. Masa tamu disambut bau sampah yang menyengat,” ucapnya.

Baca Juga :  Jumlah Janda dan Duda di KLU Terus Meningkat

Padahal kata Hakamah petugasnya ada 18 orang. Mestinya itu sudah cukup untuk saling bergantian dan tidak perlu libur berhari-hari. Pasalnya sampah dari hotel, restoran dan rumah warga itu setiap hari diangkut dan dibawa ke pinggir pantai. “Makanya kita pertanyakan kinerja BLUD, pengawas BLUD ini. Ini bermasalah terus. Begitu juga di Gili Meno,” pungkasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) KLU Rusdianto membenarkan kondisi sampah yang menumpuk tersebut. Hal itu jelasnya dampak dari hari libur lebaran. Selain itu juga akibat tongkang pengangkut sampah rusak sejak dua hari lalu akibat gelombang tinggi. “Besok diupayakan tertangani, ” ucapnya. (der)

Komentar Anda