Suka dan Duka Guru di Pulau Maringkik, Mengajar di Tengah Ancaman Cuaca Buruk

Jamilah, guru lainnya, mengajar di Pulau Meringkik sejak tahun 2005. Yang menjadi kendala adalah cuaca buruk.” Saya paling takut pas cuaca tidak bersahabat,karena jarak tempuh yang biasanya setengah jam menjadi satu jam terombang-ambing,” ungkapnya.

Meski demikian, ia tetap bertahan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Selain kangen dengan siswa, juga masyarakatnya sangat baik dan ramah.” Yang membuat saya betah ini sebenarnya siswa dan masyarakat, meskipun bahaya sering mengintai,” katanya.

Baca Juga :  Mengenal Komunitas Fhotography Hijabers Lombok

Tak hanya ungkapan atau kata-kata semata, tapi semangat itu mereka wujudkan dalam tindakan nyata. Tak peduli badai gelombang menghadang, tekad para guru ini bulat. Setiap hari mereka harus datang mengajar. “ Pernah saat di tengah laut hujan turun deras dan gelombang cukup tinggi. Ya kami terpaksa diam di tengah laut sementara, menunggu reda dan gelombang tenang,” tutur Rumakyah.

Cuaca buruk dan gelombang laut yang menghempas perahu sudah akrab dengan para guru. Namun, hal itu tak lantas mengendorkan semangat mereka untuk pergi mengajar. Berangkat dari rumah, tekad mereka hanya satu, hari itu mereka harus bisa mengajar apapun yang terjadi.” Karena niatnya kan mau pergi ngajar. Jadi apapun yang terjadi ya harus datang mengajar, masalah kendala apapun nanti yang dihadapi pasti bisa diatasi kalau niatnya kuat,”tandasnya.(*)

Komentar Anda
1
2
3