Suka dan Duka Guru di Pulau Maringkik, Mengajar di Tengah Ancaman Cuaca Buruk

Pada saat itu ia bersama guru lainnya naik dari Tanjung Luar. Di tengah laut tiba-tiba perahu yang mereka tumpangi terbalik. Pada saat itu nelayan tidak ada satupun yang melintas.” Hampir satu jam, baru kemudian saya mendapat bantuan dari nelayan. Makanya sekarang kalau keluar dari rumah harus siap – siap salaman sama orang tua, takutnya kita meninggal di laut,”imbuhnya.

Keterbatasan ekonomi menjadi persoalan yang sebagian besar dihadapi para guru di sini. “ Tapi alhamdulillah saya sekarang mendapat honor sebanyak 2 juta yang diberikan sekali dalam tiga tahun. Kalau perbulannya sekitar 500 ribu,”terangnya.

Baca Juga :  Pancoran Teminyak, Sumber Air Yang Hidupi Banyak Desa

Bagi dirinya, kenaikan itu sangat berharga. Begitu juga dengan para guru lainnya. Hanya saja, kadang honor yang didapat itu belum mampu menutupi biaya transportasi yang dihabiskan untuk pergi mengajar. “Karena kadang habis dua liter untuk transportasi bolak-balik dari rumah. Belum lagi biaya kebutuhan lainya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Mengenal I Nyoman Elly Setiawaty, Penyelamat Anak Putus Sekolah

Ia juga mengatakan, sebenarnya bagi honorer yang mengabdi di pulau terpencil seperti Pulau Maringkik pernah mendapat insentif dari pemerintah lewat program Gudacil. Akan tetapi sudah setahun tunjangan yang ia biasanya dapat perbulan satu juta setengah dicabut.” Saya heran kenapa pemerintah mencabut tunjangan itu. Padahal tantangan kita begitu berat yang berada di daerah terpencil,”terangnya.

Komentar Anda
1
2
3