Suhaili dan Ahyar Diprediksi Bersaing Ketat

Ilustrasi Saingan Ketat Pilkada

MATARAM—Pertarungan perebutan kursi orang nomor satu di NTB diperkirakan menjadi pertarungan sengit dua politisi Partai Golkar NTB. Yakni, Suhaili FT dan Ahyar Abduh. Predikdi ini terangkum dari hasil survei tingkat elektibilitas, popularitas dan kesukaan publik yang dirilis Sinergi Data Indonesia (SDI) melalui Partai Golkar NTB dan Indobarometer.

Meskipun, dari kedua hasil survei tersebut posisi paling tinggi tingkat elektibilitas berbeda. SDI mengunggulkan Suhaili FT dengan tingkat elektibilitas mencapai 16.33 persen. Lalu disusul Ahyar Abduh dengan elektibilitas 13.33 persen.

Adapun hasil survei Indobarometer menunjukkan tingkat elektibilitas tertinggi dimiliki Ahyar Abduh mencapai 23,6 persen dan disusul kemudian Suhaili FT tingkat elektibilitas 20.1 persen. Hasil survei Indobarometer tersebut beredar dari Whataspp, dan belum bisa dikonfirmasi kebenaranya.

Pengamat politik NTB, Agus MSi menilai, ada sejumlah lembaga survei mulai merilis tingkat elektabilitas, popularitas dan kesukaan publik pemilih di NTB sebagai salah satu upaya dari kandidat untuk mempengaruhi dan memperoleh dukungan parpol. Terutama induk partai di Jakarta. Pasalnya, hampir semua parpol menjadikan hasil survei sebagai salah satu pertimbangan dan telaah dalam mengambil keputusan terkait bakal calon kepala daerah didukung dan diusung di pilkada NTB 2018.

Baca Juga :  Kyai Zul Klaim Kumpulkan 300 Ribu KTP

"Tentu tingkat elektibilitas dimiliki kandidat dengan ditunjukkan dari hasil survei sebagai upaya menyakinkan parpol untuk memperoleh dukungan," kata mantan Komisioner KPU Provinsi NTB tersebut, Selasa kemarin (28/2).

[postingan number=3 tag=”politik”]

Hasil survei tersebut juga bertujuan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan potensi dukungan dimiliki para bacagub akan berlaga dalam memperebutkan kursi NTB 1. Tingkat elektibilitas dari bacagub biasanya berbanding lurus dengan kans dan potensi kemenangan di pilkada.

Kendati demikian, ia mengatakan, hasil survei tersebut sangat dipengaruhi dari situasi, kondisi dan waktu dilaksanakan survei. Selain itu, tingkat elektibilitas atau daya keterpilihan bacagub dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, personal kandidat, isu berkembang, dukungan dan kinerja mesin politik pendukung, primordialisme dan berbagai faktor lainnya.

"Tentu banyak variabel mempengaruhi tingkat elektibilitas bacagub," tandas pengajar UIN Mataram.

Karena itu, bacagub masih memiliki tingkat elektibilitas rendah tidak perlu berkecil hati. Menurutnya, dengan hasil survei tersebut sebagai upaya kandidat untuk membuat dan mengatur strategi baru maupun pola komunikasi baru kepada masyarakat pemilih.

Baca Juga :  Pilkades Serentak Lombok Barat Tetap Digelar Tahun Ini

Diharapkan, dengan waktu tersisa masih 1,5 tahun lagi untuk bersosialisasi dan berkampanye, maka tren elektibilitas dimiliki akan mengalami peningkatan. "Disinilah sebetulnya poin sebuah survei, agar bisa kita lakukan evaluasi sejauhmana strategi dan pola komunikasi digunakan mengdongkrak tingkat elaktabilitas bacagub," tandasnya.

Ketua Media Center Pemenangan Suhaili FT, Chris Parangan mengatakan, apapun hasil survei tersebut sebagai warning atau peringatan bagi Partai Golkar dalam memenangkan Suhaili FT sebagai calon gubernur di pilkada NTB. Andai hasil survei menunjukkan tingkat elektibilitas Suhaili FT tertinggi, maka hal tersebut tidak akan membuat Partai Golkar dan perangkat pendukung mengendorkan ikhtiarnya dalam memenangkan calon diusung. Demikian pula, andai hasil survei menunjukkan tingkat elektibilitas Suhaili FT dibawah bacagub lainnya, maka itu sebagai pemacu untuk bekerja lebih giat dan maksimal.

"Prinsipnya, hasil survei ini bukan harga mati dan semua bisa terus berubah dan dinamis," pungkasnya. (yan)

Komentar Anda