Soal Sampah, Ini Langkah Bupati Lobar

Sampah Lobar
SAMPAH : Bupati Lobar H. Fauzan Khalid bersama pimpinan DPRD Lobar, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan SKPD menunggu para anggota DPRD Lobar dalam ruang sidang kemarin. Salah satu yang disampaikan bupati pada sidang ini adalah soal penanganan sampah. (ZUL/RADARLOMBOK)

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid menanggapi pertanyaan gabungan Fraksi DPRD Lobar berkaitan dengan kurangnya penanganan sampah khusunya di wilayah Kecamatan Gerung dan Kediri.

Dalam tanggapan resmi yang disampaikan saat rapat paripurna DPRD Lobar, Rabu (5/7) kemarin, untuk wilayah Kecamatan Gerung segera dilakukan relokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelah patung tani agar tidak menimbulkan gangguan lingkungan. Untuk Wilayah Kediri telah disediakan dua TPS yaitu di Desa Montong Are dan di sebelah Rumah Potong Hewan (RPH) di Desa Kediri. “Dan di masa yang akan datang akan disediakan lahan TPS pada masing-masing kecamatan seluas 10 are untuk TPS,” jelasnya kemarin.

Baca Juga :  Pemkab Akui Serba Salah Sikapi Kasus Pemalikan

Selanjutnya juga kata dia, bakal ditambah armada pengangkutan sampah dan pada tahap awal telah dialihkan kendaraan truk milik eks Dinas Kehutanan Lobar ke Dinas Lingkungan Hidup Lobar untuk difungsikan menjadi kendaraan pengangkut sampah. Kemudian juga memanfaatkan kendaraan roda tiga sebagai kendaraan pengangkut sampah di desa-desa yang dapat menjangkau sampai jalan-jalan kecil/jalan-jalan lingkungan. “Mengoptimalkan peran bank sampah seperti di Babussalam dan Jatisela dengan melakukan pengolahan sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi (daur ulang) yang dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya dapat mengurangi kemiskinan,” jelasnya.

Baca Juga :  Pilkada Lobar Butuh Anggaran Rp Rp 33,6 Miliar

Lebih lanjut dikatakan, saat ini juga telah dirintis kerjasama dengan swasta dalam hal ini investor Korea untuk melakukan investasi pengolahan sampah menjadi energi listrik dengan kapasitas 10 MW dengan perkiraan investasinya sebesar Rp 1,6 triliun. “Saat ini dilakukan feasibility study. Bila kegiatan ini bisa berjalan sesuai dengan harapan, maka persoalan sampah akan terjawab, juga akan berdampak terhadap penyediaan energi listrik. Serta dapat memberikan dampak multiplier effect terutama terhadap lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi Lombok Barat khususnya,” jelas Fauzan dihadapan sekitar 27 anggota DPRD Lobar yang hadir.(zul)

Komentar Anda