Sepakat Damai, Liga 3 NTB Kembali Dilanjutkan

RAPAT KOORDINASI: Polresta Mataram menggelar rapat koordinasi dengan stakeholder terkait, mengenai langkah selanjutnya pasca-keributan antara Hamzanwadi FC dan Persebi Bima. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kisruh Liga 3 Zona NTB yang berujung adanya laporan ke polisi atas dugaan penganiayaan berakhir damai. Perdamaian itu setelah pelapor dan terlapor saling memaafkan.

“Mediasi dilakukan atas permintaan kedua belah pihak (pelapor dan terlapor). Hasil mediasi, terlapor mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada korban,” ucap Kapolsek Sandubaya Kompol Moh Nasrullah, Senin (6/11).

Dalam dugaan penganiayaan itu, yang menjadi pelapor ialah Pelatih Hamzanwadi FC Riki Andani. Sedangkan yang menjadi terlapornya Pelatih Persebi Bima inisial S. “Kedua belah pihak sepakat dengan tanpa paksaan menyelesaikan perkara itu dengan kekeluargaan,” katanya.

Perdamaian itu bertempat di Polsek Sandubaya. Keduanya berjanji akan menjaga silaturahmi serta menjunjung tinggi sportivitas di lapangan, dalam pertandingan selanjutnya. “Perkara ini diselesaikan dengan kekeluargaan, kedua pihak sepakat untuk berdamai dengan menandatangani surat perdamaian dengan beberapa poin yang disepakati, di antaranya pihak korban tidak akan melanjutkan perkara ini ke proses hukum,” ungkap dia.

Baca Juga :  Dugaan Korupsi Pendopo Bupati Loteng Masih Pulbaket

Dengan adanya hasil mediasi menjadi dasar polisi akan diajukan untuk dihentikan proses penyidikannya melalui mekanisme restorative justice (RJ). “Selanjutnya kami akan melengkapi administrasi kesepakatan perdamaian ini, kemudian akan melengkapi dan administrasi gelar perkara kasus,” bebernya.

Diketahui, kericuhan itu terjadi di GOR 17 Desember, Jumat (3/11) lalu. Keributan itu berawal dari selebrasi dari Persebi Bima yang dianggap terlalu berlebihan dan sedikit bersifat menghina sehingga membuat tim Hamzanwadi FC terpancing. “Kemudian pelatih Hamzanwadi FC menegur dan menyuruh masuk lapangan. Akan tetapi, pemain Persebi Bima terjatuh yang membuat pemain Persebi Bima yang lain emosi dan terjadilah keributan,” sebutnya.

Kericuhan semakin tak terhindarkan sehingga pelatih Hamzanwadi FC berusaha melerai. Akan tetapi, mendapat serangan dan pukulan, termasuk dari pelatih Persebi Bima.

Akibatnya, kedua kesebelasan termasuk pemain cadangan saling serang. Anggota polisi yang melakukan pengamanan, melerai kedua belah pihak yang saling serang itu. “Karena insiden itu mengakibatkan pelatih Hamzanwadi FC mengalami luka memar di sejumlah tubuhnya. Dan mengadukan yang menimpanya ke Polsek Sandubaya,” ujarnya.

Baca Juga :  Sudah Ada Calon Tersangka Korupsi Proyek Jalan Gunung Tunak

Pasca-perselisihan itu, Polresta Mataram menggelar rapat koordinasi bersama panitia pelaksana dan stakeholder terkait, Senin (6/11) pagi di Polresta Mataram.

Kabag Ops Polresta Mataram Kompol I Gede Sumadra Kerthiawan mengatakan, rapat koordinasi bertujuan mengetahui keinginan penyelenggara tentang kelanjutan pertandingan yang sempat tertunda, akibat keributan yang terjadi. “Hasilnya, pertandingan Liga 3 Asprov PSSI NTB babak 8 besar akan dilanjutkan,” katanya.

Kesepakatan itu setelah kedua tim yang berseteru menyadari kesalahan yang telah terjadi. “Masing-masing manajer dan pelatih kedua belah pihak sepakat dan membuat pakta integritas untuk bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban dan menjunjung tinggi sportivitas,” ucapnya. (sid)

Komentar Anda