Sekretaris DPW NasDem NTB Pindah ke Perindo?

BERSAMA: Nashib Ikroman saat bersama TGB M. Zainul Majdi pada 2019 (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Sekretaris DPW Partai NasDem NTB Nashib Ikroman dirumorkan bakal ikut pindah ke Perindo.

Acip panggilan akrabnya dikabarkan akan memegang jabatan sebagai Wakil Ketua DPD Perindo NTB. Hal itu menyusul ada perintah dari TGB M Zainul Majdi agar kader NWDI bergabung ke Perindo.

Dikonfirmasi terkait rumor tersebut, Acip memilih tidak mengomentari. Begitu juga soal rumor dirinya akan menjabat Wakil Ketua DPD Perindo NTB. Ia tidak mau menanggapinya. “Saya tidak mau tanggapi kabar angin,” katanya, kepada Radar Lombok, kemarin.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Dr Agus menilai terlalu sederhana untuk menyimpulkan imbauan TGB akan diikuti oleh semua jemaah dalam urusan politik elektoral.

Baca Juga :  Rohmi Tinggal Dilantik Jadi Pengurus Perindo NTB

Meskipun beberapa elite memang ikut, seperti Najmul Akhyar di Lombok Utara yang mundur dari Demokrat dan masuk Perindo. Tetapi bergabungnya Najmul dan beberapa elite lain, itu belum tentu diikuti dengan berpindahnya elite lainnya. Semisal oleh elite yang saat ini berapa di NasDem dan Demokrat.

Ada beberapa alasan. Pertama, pemilih diyakini akan memilih kandidat atau parpol karena ikatan-ikatan sosial, seperti ideologis salah satunya adalah ormas.

Kedua, pemilih diyakini memilih kandidat atau parpol tertentu karena rasionalitas ekonomi, seperti mendapatkan material ekonomi saat proses pemilu berjalan atau meyakini bahwa dengan memilih kandidat atau parpol tertentu akan mendatangkan perbaikan terhadap perekonomian mereka.

Baca Juga :  Jadi Caleg, Ketua PGRI Mataram Non Aktif

Ketiga, pemilih diyakini akan memilih kandidat atau parpol tertentu karena ada tokoh-tokoh idola mereka di sana, seperti kecantikan, ganteng, milenial, cerdas, visioner, peduli terhadap hobi pemilih, dan lain-lain.

Baginya, jika melihat demografi elektoral Indonesia, tipologi pemilih kedua dan ketiga lebih dominan daripada tipologi pemilih pertama. “Perubahan orientasi perilaku pemilih ini patut digunakan sebagai perspektif menganalisa ajakan TGB,” paparnya.

Ia berpandangan, dengan melihat dominannya orientasi kedua dan ketiga berdasarkan demografi elektoral, menurutnya ajakan TGB belum tentu efektif di tingkat pemilih. (yan)

Komentar Anda