
MATARAM – Aksi puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) NTB di depan kantor Gubernur NTB diwarnai kericuhan. Ricuh terjadi antara peserta aksi dengan personel Polisi Pamong Praja (Pol PP) yang menjaga pintu gerbang kantor Gubernur, Rabu (10/10) kemarin.
Aksi ini menuntut realisasi janji pemerintah pusat soal bantuan untuk korban gempa baik di Lombok maupun dan Sumbawa yang hingga kini dianggap belum jelas.”Kami minta agar pemerintah pusat mempercepat realisasi bantuan rehabilitasi rumah korban gempa. Yakni untuk rumah rusak berat sebesar Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta dan rusak ringan sebesar Rp 10 juta,” kata coordinator aksi, Amiruddin.
Peserta aksi marah karena karena tidak ditemui langsung oleh gubernur atau wakil gubernur. Mereka langsung menerobos pintu yang dijaga oleh Pol PP. Terjadilah aksi saling dorong. Kejadian ini tidak berlangsung lama karena ditengahi oleh pihak kepolisian. Mereka meminta ditemui oleh gubernur. Mereka menolak ditemui oleh pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
BACA JUGA: Harga Pertamax Naik, Kecuali di NTB dan Sulteng
Mereka meminta penjelasan Pemprov NTB sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat terkait realisasi dana bagi korban gempa. Mereka juga meminta realisasi jaminan hidup (Jadup) sebesar Rp 10 ribu per jiwa selama tiga bulan.
Tidak itu saja, mereka juga menuntut negara segera merealisasikan huntara.(yan)