PT BAL Setop Layanan Air di Trawangan dan Meno

RAPAT: Puluhan masyarakat Gili Trawangan melakukan rapat di balai dusun setempat, Jumat (2/12) membahas penyetopan layanan air PT BAL. (IST FOR RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Distribusi air bersih oleh PT Berkat Air Laut (BAL) di Dusun Gili Trawangan dan Meno disetop per 1 Desember 2022.

Hal itu berdasarkan surat PT Gerbang NTB Emas (GNE) Nomor: 151/GNE-DIR/XII/2022 perihal permintaan penutupan dan penghentian kegiatan operasi dan distribusi air ke pelanggan pada 1 Desember 2022. Penyetopan ini tentu kembali menuai polemik di tengah masyarakat. Terutama bagi masyarakat yang belum beralih menjadi pelanggan PDAM.

Pada Jumat (2/12), puluhan masyarakat Gili Trawangan  telah melakukan rapat di balai dusun setempat. Dari hasil pertemuan yang juga dihadiri oleh pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat itu menelurkan sejumlah tuntutan.

Ketua BPD Gili Indah Hafizudin Harbi mengatakan, dalam rapat tersebut tercatat sekitar 86 orang hadir termasuk Ketua RT 6, Ketua RT 7, Ketua Pokmaswas Gili Trawangan, Ketua Pokdarwis Gili Trawangan, tokoh masyarakat beserta warga Gili Trawangan lainnya.

Pada kesempatan itu masyarakat kata Harbi menyayangkan sikap Pemprov NTB yang terkesan tidak memihak ke masyarakat. “Sangat disayangkan tidak ada sosialisasi oleh Pemprov NTB, tiba-tiba perusahaan penghasil air bersih ditutup. Tindakan itu merugikan kami selaku masyarakat dan pelanggan air bersih di Gili Trawangan ini,” katanya, Sabtu (3/12).

Baca Juga :  Tinggal Kejar Perunggu

Kepala Dusun Gili Trawangan Muhammad Husni menjelaskan, masyarakat Trawangan dilema lantaran harus beralih dari PT BAL ke PDAM. Pasalnya, meskipun PDAM sudah menurunkan harga pasang meter baru untuk rumah tangga yaitu Rp 1,5 juta, namun untuk pelanggan bisnis (hotel, restoran, penginapan sejenis) masih di angka Rp 5 jutaan. Hal ini yang disebutnya masih menjadi kendala.

“Sebetulnya ini sudah disampaikan pas awal waktu penutupan pertama. Cuma dari segi lingkungan masyarakat tidak melanjutkan PT BAL karena mereka melakukan pengeboran. Tetapi kalau dari segi nilai beli masyarakat mementingkan PT BAL karena lebih murah biaya pasang dan per kubikasi,” jelasnya.

Menurutnya, situasi ini mau tidak mau dan suka tidak suka menganggu jalannya aktivitas pariwisata di pulau dunia tersebut. Untuk itu kata Husni  harus ada solusi dari pemerintah terlebih mengenai harga pasang, karena kebanyakan masyarakat tidak hanya menggunakan air untuk rumah tangga tetapi guna mengairi tempat usahanya.

Baca Juga :  22 Pembalap Dipastikan Berlaga di MotoGP Mandalika

“Masyarakat minta kalau harus beralih ke PDAM, meteran yang lama itu supaya tetap dipakai. Jangan pakai meter baru lagi, itu jadi beban masyarakat belum siap,” ungkapnya.

Kepala Dusun Gili Meno Nasrun mengatakan bahwa masyarakatnya merasakan betul dampak akibat disetopnya air PT BAL. Dijelaskan, masyarakat dan pengusaha saat ini mengeluh karena air yang menjadi kebutuhan sehari-hari justru tidak bisa dijamin oleh pemerintah. Padahal, dalan rapat terakhir bersama Gubernur, ditekankan air tidak boleh dihentikan, sementara instansi yang berkepentingan harus Menyusun regulasi dan kerja sama dengan baik. “Kita harap supaya air bisa berjalan lagi, apalagi ini mau tahun baru. Kita di sini tidak bisa mandi, cuci, untuk kebutuhan sehari-hari. Kami menunggu respons dari pemerintah,” ungkapnya. (der)

Komentar Anda