Presiden : Gunakan Medsos untuk Dakwah

Presiden : Gunakan Medsos untuk Dakwah
PENUTUPAN : Presiden RI, Joko Widodo menutup kegiatan Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar di Islamic Center, Kamis sore (19/10) (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM –  Konferensi internasional dan multaqa nasional IV Alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia ditutup   Presiden RI,Joko Widodo dengan memukul Gendang Belek di Islamic Center, Kamis sore (19/10).

Presiden tiba di lokasi acara sekitar pukul 17.30 Wita. Dalam sambutannya, presiden mengingatkan perkembangan globalisasi yang sudah jauh berubah. “Dunia global sudah berubah, sekarang media sosial sangat memberikan pengaruh,” ucapnya di hadapan ribuan orang yang hadir memadati lokasi acara.

Menurut Jokowi, berubahnya dunia global harus diikuti juga dengan pola dakwah. Apabila itu tidak dilakukan, maka media sosial (medsos) akan membawa ancaman bagi seluruh lapisan masyarakat. Terutama anan-anak muda yang menjadi generasi bangsa.

Saat ini, kata Jokowi, medsos diisi secara bebas tanpa ada yang melakukan penyaringan. Akibatnya, banyak pula dakwah yang disebarluaskan dan begitu mudah diakses. “Dampaknya sekarang kita mudah mengkafirkan orang,” ucapnya.

Pengaruh konten  di internet dan medsos sangat besar. Hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para pendakwah sebagai bagian dari metode dakwah. “Kita harus rangkul anak-anak muda melalui medsos. Kalau tidak, maka akan dirangkul oleh kelompok lain. Bagaimana jika kelompok itu memiliki paham keagamaan yang salah,” ujar Jokowi.

Baca Juga :  Jokowi akan Salat Jumat di Masjid Mandalika

Oleh karena itu, di hadapan alumni Al-Azhar yang hadir, Jokowi berharap ada gerakan yang fokus berdakwah menggunakan medsos secara efektif. Semua pihak harus mampu bekerja sama dengan baik, karena itulah yang dibutuhkan Indonesia saat ini.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau, 714 suku berbeda dan lebih dari 1100 bahasa daerah. “Bangsa yang majemuk ini, kalau tidak hati-hati dikelola maka akan mudah terjadi masalah,” katanya.

Jokowi masih ingat pesan yang selalu disampaikan oleh presiden dari negara Islam lain seperti Afganistan. “Saya selalu dipesankan agar responsif ketika ada gesekan sekecil apapun. Jangan tunggu berlarut-larut,” ucapnya.

Keberagaman di Indonesia harus tetap dijaga dengan baik. Jangan sampai seperti negara Afganistan yang sering ribut, padahal jumlah sukunya hanya 7 saja. “Saya hadiri khusus acara ini, karena Al-Azhar adalah institusi besar yang memiliki pemikiran-pemikiran besar. Disinilah pentingnya kita menjaga keberagaman, mengedepankan Islam yang ramah. Saya senang dengan tema konferensi ini, moderasi dan toleransi dalam beragama memang sangat penting untuk menjaga Indonesia,” ujar Jokowi.

Baca Juga :  Kandidat Capres, Elektabilitas TGB Hanya 0,7 Persen

Sejumlah pejabat negara yang ikut dalam rombongan Kepresidenan antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri PU-PR Basuki Hadimulyono, Menteri Agraria dan Tara Ruang BPN Sofyan Djalil, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.

Sementara itu, koordinator kegiatan konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar, Prof Dr Qurais Shihab yang juga mantan ketua alumni Al-Azhar cabang Indonesia, dalam kesempatan tersebut sangat mengapresiasi kedatangan Presiden Jokowi.

Ulama ahli tafsir itu menyampaikan, konferensi internasional diikuti oleh ratusan alumni Al-Azhar dari 15 negara. Hasil penting konferensi tersebut memutuskan dan merekomendasikan agar konsep moderasi dan toleransi diterapkan dalam setiap sendi-sendi kehidupan. “Semua negara harus bekerja sama menjaga kedamaian tanpa memandang agama,” ujarnya.

Qurais juga mengingatkan kepada seluruh umat Islam untuk berhati-hati dalam menerima fatwa keagamaan. Ditegaskan, fatwa keagamaan harus merujuk kepada sumber-sumber yang otoritatif dengan memperhatikan kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat. “Berhati-hatilah menerima fatwa yang lahir dari orang-orang tidak berkompeten,” himbaunya. (zwr)

Komentar Anda