Presiden Bakal Resmikan Masjid “Nurul Bilad” Mandalika

Presiden Bakal Resmikan Masjid “Nurul Bilad” Mandalika
MASJID NURUL BILAD: Direktur Operasional dan Konstruksi PT. ITDC, Ngurah Wirawan, ketika meninjau pembangunan Masjid Nurul Bilad di KEK Mandalika, yang rencananya akan diresmikan Presiden Jokowi, 20 Agustus 2017 mendatang.

LOTENG—Jika tidak ada perubahan rencana, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 20 Agustus 2017 mendatang, akan meresmikan Masjid “Nurul Bilad” yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Kedatangan Presiden RI itu juga sekaligus menghadiri Festival Kemerdekaan, yang akan berlangsung di Kota Mataram, Provinsi NTB.

Menurut Direktur Operasional dan Konstruksi PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Ngurah Wirawan, pembangunan Masjid “Nurul Bilad” di KEK Mandalika Resort ini nantinya selain sebagai tempat ibadah bagi para wisatawan dan warga setempat, juga akan menjelma menjadi kawasan perekonomian baru.

“Dengan luas keseluruhan kompleks Masjid Nurul Bilad yang sebanyak 8 hektar, 1,5 hentar diantaranya nanti akan dibangun untuk zona perdagangan bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sehingga kedepan tidak ada lagi para pedagang yang berkeliaran atau membangun lapak-lapak kumuh di areal sekitar pantai,” kata Ngurah, di sela meninjau pem bangunan masjid, Selasa kemarin (25/7).

Khusus untuk para pelaku UMKM sambung Ngurah, untuk awal pihaknya akan mendesain sekitar 200 lapak dengan berbagai tipe dan ukuran, yang akan dibangun sebelah kiri dan kanan jalan di dalam kompleks masjid menuju kawasan pantai. “Kami akan membangun sekitar 200-an lapak, tetapi bisa saja lebih, tergantung dari jumlah dan peminatnya,” ujarnya.

Tentu saja, para pelaku UMKM yang menempati lapak-lapak di kompleks Masjid Nurul Bilad KEK Mandalika nantinya juga harus mematuhi berbagai aturan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen (ITDC). Pasalnya, berusaha di lokasi pariwisata, dengan konsumen adalah para wisatawan, tentu berbeda dibandingkan dengan berjualan di lokasi-lokasi lain seperti pasar misalnya.

Baca Juga :  Kapolda Masih Sangsikan Uang Kerohiman

“Berjualan di lokasi pariwisata, hal paling utama yang harus diperhatikan para pedagang itu harus mengutamakan soal kebersihan, keindahan, kenyamanan, keramahan, dan lainnya. Sehingga para wisatawan merasa aman dan nyaman, serta tidak lagi dikejar-kejar para pedagang souvenir seperti yang sekarang terjadi,” papar Ngurah.

Apakah sudah pasti lapak-lapak yang dibangun di kompleks masjid nantinya akan dikunjungi para wisatawan. Mengingat selama ini para pedagang telah dibangunkan lokasi khusus, namun sepi pengunjung, sehingga para pedagang akhirnya kembali keluar di jalanan sekitar pantai.

Pihaknya meyakini pasti ramai. Karena para pengunjung atau wisatawan yang hendak ke Pantai Kuta, maka untuk menuju lokasi pantai itu mereka harus memarkir kendaraannya di areal kompleks masjid. Dari areal parkir menuju lokasi pantai inilah para pengunjung akan berjalan melewati akses jalan yang di sebelah kanan dan kirinya terdapat lapaklapak pedagang yang terbagi menjadi beberapa zona. Ada zona khusus untuk toko, kerajinan tangan, kuliner, dan lainnya.

Demikian pula ketika para wisatawan ini pulang, mereka pasti akan kembali menuju lokasi tempat parkir kendaraan yang ada di kompleks masjid, dan sudah pasti kembali melewati zona-zona para pedagang. “Jadi kawasan Masjid Nurul Bilad ini memang kami desain sebagai titik on dan off para pengunjung yang hendak berwisata menuju ke Pantai Kuta. Sehingga bisa menjadi pusat perekonomian yang baru,” beber Ngurah.

Baca Juga :  Nilai Kompensasi Minta Dinegosiasikan Ulang

Selain Masjid Nurul Bilad yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 35 miliar ini nantinya juga akan menjadi destinasi wisata tersendiri, wisata religi. “Karena berbagai wisata di dunia, banyak tempat ibadah yang sangat dihargai sebagai obyek wisata. Seperti Blue Mosque (Masjid Biru) di Turki itu tempat wisata, kemudian Gereja Santo Petrus di Basilica Vatikan juga tempat wisata, termasuk Pura Besakih di Bali juga menjadi tempat wisata. Sehingga kami berharap selain Islamic Center (IC) NTB di Mataram, kami juga berharap Masjid Nurul Bilad Mandalika juga menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan,” harap Ngurah.

Ditambahkan Ngurah, saat ini progress pembangunan Masjid Nurul Bilad Mandalika sendiri telah mencapai 60 persen. Hingga peresmian oleh Presiden RI, Jokowi pada 20 Agustus 2017 mendatang, diharapkan proses pembangunan telah mencapai 80 persen, dan akan tuntas pembangunannya nanti pada akhir tahun 2017.

“Meskipun baru 80 persen ketika Presiden datang meresmikan masjid nanti, namun semua fungsi dari masjid telah siap 100 persen. Misalnya tempat berwudlu, atap masjid, karpet untuk sholat, kelistrikan, dan lainnya. Biasanya Pak Presiden itu datang berkunjung ke sebuah proyek memang ketika sedang dikerjakan. Sehingga beliau mengetahui langsung berbagai tahapan pembangunan yang sedang dan telah dilakukan,” pungkas Ngurah. (gt)

Komentar Anda