Petani KSB Keluhkan Harga Jual Jagung

Ilustrasi Petani Jagung
Ilustrasi Petani Jagung

TALIWANG – Petani jagung di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengeluhkan harga jual  jagung yang kembali turun. Jika 2017 harga jagung tembus Rp 3.600 per kg, sekarang harganya tidak lebih dari Rp 2.200 per kg. Akibatnya petani merugi. Karena harga jual jagung  tidak sebanding dengan biaya produksi petani.

Harjito warga masyarakat Desa Tambak Sari Kecamatan Poto Tano kepada wartawan mengatakan, harga jual jagung yang berlaku 2017 sekitar Rp. 3.600 per kg. Namun musim panen tahun ini, harga jual jagung di tingkat petani menurun menjadi Rp 2.000 hingga 2.200 per kg. Sejauh ini belum diketahui secara pasti penyebab harga jual jagung mengalami penurunan dibandingkan 2017. Apakah karena ketersedian barang di pasaran melebihi permintaan pasar, seiring semakin bertambah luas areal tanam jagung. Atau sebaliknya, karena adanya permainan harga  yang sengaja dimainkan oleh para pelaku usaha yang hanya mengejar keuntungan semata. 

Baca Juga :  KSB Minta Dukungan KLU Majukan Sektor Pariwisata

Terhadap anjloknya harga jagung, petani berharap pemerintah hadir  mengambil langkah strategis, mengatasi masalah harga jual jagung. Karena jika hal ini dibiarkan  berlangsung tanpa ada tindakan tegas, maka petani yang dirugikan.

Ditempat terpisah Kabid Pertanian pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan, Saifullah Ulum, tidak memungkiri harga pada musim panen pertama 2018 di tingkat petani mengalami penurunan harga. Terkait permintaan warga masyarakat, khususnya petani jagung pemerintah melakukan intervensi dan mengambil langkah strategis mengatasi harga jagung dia mengatakan, pemerintah sejauh ini belum bisa mengambil langkah lebih jauh. Karena hingga saat ini pemerintah pusat belum menetapkan harga dasar untuk jagung. Artinya harga yang berlaku untuk komoditas jagung, masih  mengikuti mekanisme pasar.

Baca Juga :  Hasil Panen Jagung Diperkirakan Meningkat

Meski demikian, pemerintah pusat dan daerah akan mengawasi pergerakan harga jagung di pasaran. Harapannya para petani tidak terlalu merugi dengan biaya produksi yang harus dikuarkan setiap musim tanam. (is)

Komentar Anda