SELONG—Menggeliatnya perekonomian di Lombok Timur (Lotim), sebagian besar ditopang dari sektor pertanian. Namun disayangkan, kepemilikan lahan pertanian di daerah ini masih sedikit yang dikuasai petani itu sendiri. Akibatnya, meskipun perekonomian membaik, tetapi tidak berimbas pada pengentasan angka kemiskinan.
Wakil Bupati Lotim, Khaerul Warisin mengatakan, produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan ekonomi daerah ini. Meski demikian, sektor ini belum bisa memberikan pengaruh besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lotim umumnya. “Ini berkaca dari presentasi masyarakat Lotim yang sebanyak 50 persen menggeluti profesi sebagai petani,” ungkapnya Rabu kemarin (31/8).
Diakui, peningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak bisa diandalkan dari satu sektor saja. Namun melihat presentasi masyarakat yang sebagian besar sebagai petani, nyatanya mereka itu kebanyakan menjadi buruh. Artinya, lahan yang mereka garap itu sepenuhnya bukan milik mereka. “Meski demikian, sektor ini tetap menjadi andalan. Ini disebabkan karena upah yang mereka dapat cukup baik,” jelasnya.
Pemkab sendiri lanjutnya, sedang berupaya untuk meningkatkan areal pertanian. Itu dilakukan dengan cara melakukan cetak sawah baru yang juga bagian dari program pemerintah pusat. “Kita tetap mengupayakan peningkatan kegiatan pertanian,” imbuh Warisin.
Menindak lanjuti masalah ini, tim koordinasi penanganan kemiskinan Pemkab setempat segera melakukan koordinasi dengan kalangan DPRD setempat. Itu dilakukan, agar Bansos yang diterima dewan bisa dimanfaatkan untuk menekan angka kemiskinan. “Bansos yang ada di masing-masing anggota dewan bisa menangani indikator kemiskinan di masyarakat,” pungkasnya. (lie)