Pengecer Curi Start Jual Elpiji 3 Kilogram

ELPIJI : Hiswana Migas mempersiapkan penyesuaian HET elpiji 3 kilogram berlaku secara serentak, sedangkan di lapangan ada pihak yang menjual elpiji dengan HRT baru. (ALI MA'SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Dalam upaya untuk mendukung stabilitas harga dan ketersediaan elpiji 3 kilogram, pemerintah telah mengumumkan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) untuk produk tersebut. Di NTB, Surat Keputusan (SK) Gubernur NTB tentang penyesuaian HET elpiji 3 kilogram sudah dikeluarkan tanggal 18 Juli.

Meski demikian, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) NTB menginginkan penyesuaian harga ini dilakukan secara serentak beberapa waktu mendatang. Namun, sebagian pengecer telah mulai menjual elpiji 3 kilogram dengan harga baru tersebut sebelum waktunya. Sebagai informasi, HET lama elpiji Rp 15 ribu dan naik menjadi Rp 18 ribu di HET yang baru. “Meskipun secara formalitas berlakunya penyesuaian harga ini setelah ditandatangani SK terbaru. Tetai agar penyesuaian harga terbaru berjalan kondusif, maka tahapan yang kami lalui sosiisasi dan koordinasi stakeholder kabupten/kota. Terakhir hari ini di Kota Mataram,” ujar Ketua Hiswana Migas NTB, Komang Mahendra Gandi usai bertemu Sekda Kota Mataram, Kamis (14/9).

Koordinasi lebih intensif perlu dilakukan agar penyesuaian HET berjalan kondusif. Selain di kabupaten dan kota, Hiswana Migas akan meminta pendampingan Polda NTB jik terjadi hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga :  Alwan Sudah Siap Jadi Sekda

Dia menjelaskan, konsumen membeli elpiji seharga Rp 18 ribu di pangkalan. Sementara alur pendistribusian elpiji dari Pertamina kepada agen. Kemudian agen bermitra dengan pangkalan dan langsung ke masyarakat. “Dengan HET terbaru, pangkalan kita berikan margin (untung) Rp 2.500 per tabung. Sehingga harapan kami mengubah perilaku pangkalan supaya mereka disiplin. Di mana sebelumnya ada indikasi mereka menjual gelondongan. Artinya, katakan dia mendapat kuota dari agen 100 tabung, ujuk-ujuk bawa mobil langsung dilempar ke pengecer. Harapan kami kita sering-sering turun awasi pangkalan supaya lebih disipilin karena sudah kita tingkatkan pendapatannya. Itu harapan kita makanya berani kita meminta penyesuaian HET,” ungkapnya.

Dia mengatakan, HET terbaru belum berlaku secara serentak. Penyesuaian HET bisa dimulai setelah semua situasi dan kondisi dinilai normal. “Artinya normal ketersediaan elpiji di lapangan sudah bagus. Artinya kapan pun di mana pun masyarakat mencari elpiji 3 kilogram tetap tersedia. Mungkin minggu depan kalau tidak ada arak melintang, sekarang masih HET lama,” terangnya.

Tentang pangkalan yang sudah menjual dengan HET terbaru, Komang menyampaikan untuk pangkalan diinformasikan agar HET terbaru akan diberlakukan secara bersamaan. Sedangkan soal harga elpiji di tingkat pengecer yang mencapai Rp 22 ribu bukan kewenangan Hiswana Migas. “Kalau di pengecer bukan domain kami. Sudah kami instruksikan kepada pangkalan untuk melaksanakan ini secara bersama di Provinsi NTB,” jelasnya.

Baca Juga :  Kasus Tunggakan Pajak Parkir RSUD Berpeluang Dihentikan

Untuk lonjakan harga kata dia dengan penyebab beragam. Seperti suplai yang tersendat dan keterlambatan bisa menjadi perilaku konsumen berubah. “Harapan kami dari hasil koordinasi dengan Pertamina, stok elpiji ke depan sudah aman terkendali. Masyarakat pengguna jangan panic buying karena barang itu sudah tersedia di pasar,” pungkasnya.

Sekda Kota Mataram, Lalu Alwan Basri mengatakan, Hiswana Migas melaporkan tentang persiapan penyesuaian HET elpiji yang direncanakan belaku secara serentak. Tentang pihak yang sudah mencuri start menjual elpiji 3 kilogram dengan HET baru dilakukan oleh segelintir pihak. “Bisa jadi ada yang bermain. Makanya sudah dibentuk tim oleh Kadis Perdagangan tim pengawasan. Harapan kita HET penyesuaian itu dipantau sekali agar masyarakat tidak terbebani. Kemudian Hiswana Migas kita harapkan untuk suplai barangnya jangan sampai terjadi kekosongan,” katanya. (gal)

Komentar Anda