Pendakian Gunung Rinjani Kembali Dibuka

MATARAM — Destinasi wisata alam di Taman Nasional Gunung Rinjani kembali dibuka. Aktivitas kunjungan wisata alam pada destinasi wisata alam pendakian dan non pendakian Gunung Rinjani resmi dibuka per 1 April 2024.Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Dedy Asriady mengungkapkan enam jalur pendakian ke Gunung Rinjani yang dibuka mulai 1 April 2024, dengan total kuota sebanyak 700 pengunjung per hari.

“Kuota pendakian kita sama saja tahun depan, tidak ada penambahan,” katanya di Mataram, Ahad (31/3).Disampaikan Dedy, kuota pendakian yang diberikan tahun ini 100 persen untuk semua jalur pendakian.Sementara lama menginap yang diizinkan yaitu empat hari tiga malam. “itu sudah standar,” ucap Dedy.

Adapaun enam jalur pendakian yang dimaksud Dedy, pertama jalur pendakian Senaru, yakni Jebak Gawah Senaru-Pelawangan Senaru-Danau Segara Anak-Jalur Pendakian Senaru/Torean dengan kuota maksimal 150 pengunjung per hari.Kedua, jalur pendakian Sembalun, yaitu pintu masuk jalur pendakian Sembalun-Pelawangan Sembalun-Puncak Gunung Rinjani/Danau Segara Anak-Jalur Pendakian Sembalun/Torean/Senaru dengan kuota maksimal 150 pengunjung per hari.

Selanjutnya Jalur Pendakian Torean, pintu masuk jalur pendakian Torean-Pelawangan-Puncak Gunung Rinjani/Danau Segara Anak-Jalur Pendakian Torean/Senaru dengan kuota maksimal 100 pengunjung per hari.Berikutnya jalur pendakian Aik Berik,yaitu Jebak Gawah Aik Berik – Pelawangan Aik Berik dengan kuota maksimal 100 orang pengunjung per hari. Jalur Pendakian Timbanuh, yakni pintu masuk jalur pendakian Timbanuh – Pelawangan Timbanuh, dengan kuota maksimal 100 orang pengunjung per hari.Tetakhir jalur pendakian Tete Batu, yakni pintu masuk jalur pendakian Tete Batu – Pelawangan Tete Batu dengan kuota maksimal 100 orang pengunjung per hari.

Baca Juga :  Pemprov NTB Launching Program Jumat Salam dan Jumat Belondong

“Penyelenggaraan aktivitas pendakian dan peningkatan kuota pengunjung wisata alam di kawasan TNGR akan dievaluasi secara berkala,” terangnya.Dedy juga memastikan keamanan pada pendakian di Gunung Rinjani semakin terjamin. Terbukti berdasarkan data yang ada, jumlah kecelakaan di Taman Nasional makin berkurang, meski ada peningkatan jumlah pendakian. “Semua kecelakaan dicover. Saya pikir evaluasinya semakin bagus. Saya berpesan nikmati gunungnya, bawa turun sampahnya,” pesan Dedy.Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Suharyono menambahkan pendakian ke Gunung Rinjani harus memperhatikan aspek-aspek konservasi, mengingat Gunung Rinjani ini merupakan bagian dari Taman Nasional.Dia menilai wisata pendakian ke Gunung Rinjani sangat berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Dia berharap peningkatan ekonomi ini juga dibarengi dengan kelestarian alam Gunung Rinjani yang semakin terjaga.

Baca Juga :  Jadi Korban KUR Tani Fiktif, Pinjaman Petani Tembakau Ditaksir Rp 16 Miliar

“Kami sangat mendukung pengembangan ini dengan tetap memperhatikan kemampuan, daya dukung, dan daya tampung Taman Nasional Gunung Rinjani,” kata Suharyono.Dia menekankan masyarakat dan para penggiat pendakian untuk membentuk budaya zero waste sampah disetiap kegiatan pendakiannya. Hal ini menyusul masih banyaknya sampah-sampah yang ditemukan disetiap pos pendakian.

“Kalau pengembangan-pengembangan seperti itu. Saya belum mendengar soal rencana itu. Sampai sekarang belum ada kajian khusus dari kami terhadap kemungkinan pengembangan dengan kereta gantung,” terangnya.Disampaikan, pengembangan aspek wisata di Kawasan Taman Nasional harus memperhatikan aspek konservasi.

Konsep wisata harus menyesuaikan bentuk bentang alam. Bukan sebaliknya bentang alam yang dipaksa menyesuaikan dengan konsep wisata.”Dibalik konsep wisata yang harus menyesuaiakan dengan bentang alam. Tidak boleh merusak bentang alam. Itu konsep wisata alam di Kawasan Konservasi,” tandasnya. (rat)

Komentar Anda