Pemprov Mutasi 76 Pejabat Eselon III dan IV

MUTASI PEJABAT: Pj Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi saat melakukan pengambilan sumpah jabatan kepada puluhan pejabat di Gedung Graha Bakti Kantor Gubernur NTB, Senin (25/3). (RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan mutasi terhadap 76 pejabat eselon III dan IV di lingkup Pemprov NTB, Senin kemarin (25/3). Pengambilan sumpah dan jabatan dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi, bertempat di Gedung Graha Bhakti Kantor Gubernur NTB.

“Rekan-rekan yang ada disini, secara pribadi sudah memenuhi syarat untuk mutasi. Kemudian posisinya sudah dalam posisi clean and clear, sehingga terjadilah mutasi hari ini,” kata Lalu Gita, disela-sela mutasi pejabat, kemarin.

Adapun untuk Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Lalu Herman Mahaputra juga ikut dilantik, karena status rumah sakit meningkat dari Tipe B menjadi tipe A. Sehingga jabatan Direktur RSUD NTB juga ikut naik golongan, dari semula golongan eselon II b sekarang menjadi II a. “Jadi diperlukan untuk melakukan pelantikan,” katanya.

Adapun dari 76 pejabat yang dilantik, sebanyak 28 orang diantaranya adalah adalah pejabat administrator yang terdiri dari promosi eselon IV, pengawas menjadi administrator 11 orang, dan rotasi pengukuhan sebanyak 17 orang, serta diangkat kembali menjadi jabatan fungsional sebanyak 12 orang.
“Persetujuan diangkat kembali ke fungsional ini benar-benar pertimbangankan oleh BKN (Badan Kepegawaian Negara) dan persetujuan Kemendagri,” jelasnya.

Baca Juga :  1.160 Guru PPPK akan Terima SK Pengangkatan

Sedangkan pejabat pengawas 28 orang terdiri dari promosi 17 orang, dan rotasi pengukuhan 31 orang, serta diangkat kembali dalam jabatan fungsional 3 orang, dimana dalam pengangkatan ini tidak dibutuhkan pelantikan.
“Alhamdulillah, pada hari ini ada 76 orang yang dilantik, sesungguhnya prosesnya menjadi tidak biasa-biasa saja sebagaimana pejabat atau kepala daerah definitif lakukan selama ini,” jelas Lalu Gita.

Lalu Gita juga memastikan mutasi akan kembali dilakukan dalam waktu dekat. Karena akibat mutasi ini terdapat 23 jabatan yang lowong, yaitu 5 jabatan pengawas dan 17 jabatan administrator.
Untuk itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Muhammad Nasir diminta segera melakukan pengisian jabatan yang lowong, dengan syarat harus mengikuti proses dan tahapan, serta pertimbangan teknis yang dilakukan seperti saaat ini. “153 yang tertunda, tentu akan mengisi kesempatan-kesempatan berikutnya. Terus eselon II juga segera (mutasi,red),” timpalnya.

Sementara tahapan untuk mutasi pada pejabat eselon II relatif lebih rumit. Karena ada uji kompetensi atau assesment dari penguji asal Jawa Barat. Hasilnya sudah ada, dan tinggal proses finalisasi. Para pejabat eselon II ini terdiri dari mereka yang sudah memasuki masa pensiun, Plh dan tentunya akan segera diisi.

Baca Juga :  Tarif Parkir di Mataram Resmi Naik, Motor Rp 2 Ribu dan Mobil Rp 5 Ribu

“Tidak kurang dari 10 jabatan eselon II harus terisi, termasuk Wakil Direktur Rumah Sakit yang kemarin eselonnya IIIa, maka untuk Wadir kedepan bereselon IIb. Sehingga pengisian untuk jabatan Wadir tersebut, akan mengalami proses setelah penyesuaian kelembagaannya,” jelas Lalu Gita.

Rotasi kepada pejabat eselon II itu nanti akan disesuaikan dengan hasil final assesment tempo hari. Namun dia belum bisa memastikan apakah ada kepala dinas yang bergeser jabatan ke Kepala Biro. “Saya belum periksa, kan baru pulang umrah. Pokoknya akselerasi pembangunan pemerintahan. Birokrasi tidak boleh timpang, atau tidak ada yang tidak terisi. Segera kita kirim usulan,” tegasnya.

Kemudian kepada pegawai adminitratus eselon III yang selama ini bekerja baik dan memiliki kompetensi, diminta bersiap-siap untuk mengikuti proses Pansel pengisian eselon II, baik pada posisi jabatan Biro maupun Dinas dan Badan, serta Satuan dan Wakil Direktur RSUD Provinsi NTB.

“Silakan bekerja dengan sebaik-baiknya, sumpah janji yang telah diucapkan tadi direnungkan dan diimplementasikan dengan sebaik-baiknya. Jangan berhenti untuk terus belajar mendengar dan bertanya kepada para senior, kepada mereka yang memiliki kompetisi lebih, sehingga kita pun akhirnya memiliki kompetensi dan daya saing,” pesannya. (rat)

Komentar Anda