GIRI MENANG – Setiap tahun terjadi kasus kekeringan yang menimpa lebih dari 200 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Bunbeleng Desa Sekotong Timur Kecamatan Lembar. Secara geografis, warga selama ini bermukim di atas ketinggian. Selama ini mereka mengandalkan mata air dan air tadah hujan. Sampai sekarang Pemkab Lombok Barat belum memberikan perhatian, seperti memberikan solusi program dan bantuan. “ Sekarang sudah mulai kering. Masyarakat disini hanya mengharapkan satu sumber mata air saja. Makanya, sumber mata air 24 jam tidak pernah sepi ember yang ngantre isi air minum,” ungkap Hafid Sulaiman kepada Radar Lombok, Sabtu (20/8).
Setiap tiba musim kemarau, warga bingung. Dusun Bunbeleng merupakan salah satu dusun yang setiap tahun menjadi langganan bencana kekeringan. Selama ini dari catatan warga, pemerintah tidak pernah membantu mendrop air bersih. Penyebabnya adalah jalan menuju kampung ini buruk. Kendaraan juga harus menanjak naik. Kendaraan yang bisa mencapai kampung ini adalah kendaraan khusus. “ Di sini setiap tahun kering, dan tidak pernah pernah didropkan air,” tambahnya.
Di tempat ini ada 5 sumber mata air yang menjadi andalan warga. Mata air akan mengalirkan air pada musim hujan saja. Sementara pada saat musim kemarau, mata air menjadi kering. Menurut warga, kondisi paling parah biasanya pada bulan September dan seterusnya. Warga berharap ada solusi dari Pemkab untuk mengatasi masalah ini.
Warga kesulitan mengambil air di bawah, karena membutuhkan biaya besar. Untuk keperluan bertani dan lain-lain, warga juga mengandalkan air tadah hujan. “ Kalau masalah beras tidak ada kekurangan,” tambah Anwar.
Sementara itu Kepala Dusun Bunbeleng Mustaim menyatakan, masalah kekeringan ini sudah sering disampaikan ke pemerintah, tapi tidak pernah ada tanggapan. Kades sendiri katanya, sering turun memantau kondisi, namun tidak pernah mengambil tindakan. “ Masyarakat yang hendak mengambil air harus berjalan sekitar 500 meter.(flo)
