Pembangunan Hotel di Mekaki Belum Mulai, Alasannya Medan Sulit

MEKAKI : Pengembangan kawasan Mekaki Dea Pelangan Kecamatan Sekotong masih belum jelas. Di kawasan Mekaki rencananya dibangun hotel besar yang prosesi groundbreaking (peletakan batu pertamanya) dihadiri Gubernur NTB pada bulan Juli 2022 lalu (Dok/Radar Lombok)

GIRI MENANG – Pengembangan kawasan Mekaki Dea Pelangan Kecamatan Sekotong masih belum jelas. Di kawasan Mekaki rencananya dibangun hotel besar yang prosesi groundbreaking (peletakan batu pertamanya) dihadiri Gubernur NTB pada bulan Juli 2022 lalu. Namun seperti yang sudah-sudah, proyek ini baru sebatas groundbreaking saja. Kendala yang dihadapi investor adalah medan yang terlalu terjal dan curam dan kendala lainnya.

Kepala DPMTPS Lobar, H. Ahmad Subandi, menyebut pihak Wings selaku yang akan membangun hotel bintang 5 dengan kapasitas 254 kamar saat ini tengah berupaya membangun akses jalan menuju lokasi untuk bisa membawa material.”Paska groundbreaking (peletakan batu pertama), mereka rencananya mau bangun gudang dulu untuk penyimpanan material, karena banyak yang dari luar negeri, seperti keramik atau apa yang mahal-mahal. Waktu mau bawa material, banyak yang jatuh karena kondisi jalan yang sangat curam,” ungkap Subandi saat dikonfirmasi kemarin.

Mereka diakui lebih memprioritaskan melandaikan jalan menuju lokasi terlebih dulu. “Dan saat ini peralatan seperti buldoser segala macem sudah ada di lapangan, bisa dicek. Artinya mereka serius kok (untuk pembangunannya),” ungkapnya.

Baca Juga :  Kalah di MA, Pemkab Lobar Ajukan PK Sengketa Lahan STIE-AMM

Bahkan, jalan menuju lokasi akan dibangun menjadi dua jalur. Yang mana saat ini, kata Subandi, prosesnya dalam pengajuan izin di DLHK NTB. Sebab jalan yang akan dibangun menggunakan

kawasan hutan yang merupakan ranah Pemprov. “Mereka sebetulnya sangat ingin (cepat membangun), cuma kan medan. Kemarin kita minta untuk cepat groundbreaking, untuk memacu dia. Cuma enggak dipikirkan (kondisi jalan),” ungkapnya.

Subandi menegaskan, walaupun sudah berjalan 6 bulan sejak peletakan batu pertama, namun belum juga ada proses pembangunan. Tetapi yang pasti, kata dia, perusahaan yang terkait dalam hal ini serius. Terlebih, mereka telah membayar BPHTB, IMB, serta sewa lahan seluas 400 hektar. “ Kalau memang enggak serius, engg mungkin mau bayar BPHTB Rp 10 miliar, bayar IMB Rp 3,6 miliar, sewa lahan yang 400 hektar itu Rp 3,4 miliar. Dia pinjem pakai selama 100 tahun itu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sempadan Pantai Disertifikatkan, Pemda Bela PKL

Dengan begitu, diharapkan nantinya saat hotel tersebut sudah jadi dan siap menerima tamu, kawasan itu sudah menjadi hijau. “ Hasil koordinasi terkakhir kita, dia mau landaikan jalan dulu, itu dalam proses gambar. Nanti kalau sudah landai, saya akan jadi orang yang pertama kejar, apa lagi alasannya kalau belum bangun,” ungkapnya.

Belum adanya aktivitas pembangunan hotel itu pun menjadi sorotan DPRD Lombok Barat. Sekretaris Komisi II, Munawir Haris, mengatakan, kalau alasannya medan di lokasi, tentu mereka sudah tahu kondisi dari awal. Sehingga mereka pasti punya perencanaan yang matang. “ Kami sangsi sama pihak  pengembang itu, walaupun sudah bayar BPHTB dan lain-lain,” kata Politisi PAN ini kemarin.

Menyangkut keamanan lanjut dia, tinggal berkoordinasi dengan aparat Polri-TNI. Baik Kapolres maupun Dandim perlu dilibatkan. Termasuk melibatkan masyarakat setempat untuk bekerja. Pihaknya akan melakukan langkah untuk mempertanyakan ke OPD terkait keseriusan pihak ketiga ini.(ami)

Komentar Anda