Melihat Tradisi Nanjong Masyarakat Pujut di Pantai Kuta

Dengan Berbalas Pantun Temukan Jodoh di Tanjung Dundang

Tradisi tersebut dinamakan tradisi Nanjong. Kegiatanya dalam rangka kegiatan usai melakukan Madak yang dilakukan oleh warga setempat selama empat kali dalam setahunya, yakni pada pada bulan empat, lima dan enam. Untuk saat ini masyarakat sudah melakukan madak yang kedua atau yang disebut dengan madak dendam bontar. Di mana nama dendam bontar tersebut karena melihat cuaca malam yang sudah di akhir bulan dan gelap. Madak dendam bontar tersebut setelah warga melakukan madak pada bulan terang atau yang disebut madak bontong.

Dalam setiap kegiatan madak tersebut, ritual Nanjong merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat. Terutama bagi para muda-mudi, kerena antara muda-mudai pada setiap ada madak pasti ada kegiatan mereweh atau midang (pemuda/laki-laki bertamu ke rumah perempuan/anak gadis).

Baca Juga :  Warga Pejanggik Gelar Perang Timbung

Biasanya, setiap pemuda yang memiliki pacar, dan pacarnya saat itu sedang melakukan madak dengan keluarganya, maka sang pemuda tersebut harus datang untuk midang ke pantai tersebut. Pemuda itu juga saat midang harus membawakan makanan-makanan kesukaan sang kekasih. ‘’Kalau bahasa kita midang di mana setiap ada insan yang memiliki pacar maka pemuda tersebut harus mencari dengan membawa segala bentuk oleh-oleh. Kemudian mereka dijamu oleh pihak perempuan,” ungkap Lalu Wirakasa selaku tokoh adat dan Pembina Persatuan Pemuda Bajang Rembitan (PPBR) saat ditemui di lokasi.

Usai midang, maka pihak pria tersebut mengajak untuk keluar untuk kencan atau rekreasi yang disebut dengan nama nanjong tersebut menuju Tanjung Dundang. Di Tanjung Dundang itulah, mereka saling tawar menawar akan dibawa kemana arah hubunganya kedepan. Begitu juga jika yang belum jadian maka harus merayu perempuan dengan berbagai pantun. “Para cewek dan cowok pergi Tanjung Dundang. Di tempat itu mereka tawar menawar saat berada di atas perahu dan sebagai titik pertemuan jodoh ada  di Tanjung Dundang. Biasanya jika banyak laki-laki yang mau meminang sang gadis, maka biasanya jika pantun tersebut dibalas maka itu berarti diterima. Namun, kalau tidak maka sama artinya cinta mereka ditolak,” ujarnya.

Komentar Anda
1
2
3