Diceritakanya bahwa tradisi tersebut merupakan kegiatan yang sudah dilakukan dari zaman ke zaman. Di mana pada zaman orang tua dulu menurut kepercayaan masyarakat bahwa untuk rekreasi hanya bisa dilakukan pada bulan empat, lima dan tujuh. “Sehingga ada namanya madek mare atau madak setelah membuang rasa penat dan para muda-mudi bertemu,” paparnya.
Sehingga dalam tradisi Nanjong tersebut, para pria bisa menemukan jodohnya dengan hanya menggunakan pantun. Karena, kalau pantunnya bisa meluluhkan hati sang wanita dan calon mertuanya. Maka, wanita pilihanya bisa langsung dibawa untuk dinikahi. ‘’Orang tua perempuan juga ikut, makanya di Tanjung Dundang ini sebagai lokasi inti menemukan jodoh atau membuat perjanjian akan hubungan mereka,” jelasnya. (**)