Melihat Tradisi Nanjong Masyarakat Pujut di Pantai Kuta

Dengan Berbalas Pantun Temukan Jodoh di Tanjung Dundang

Melihat Tradisi Nanjong Masyarakat Pujut di Pantai Kuta
BERBALAS PANTUN: Tampak para ibu dan anak gadisnya saat menuju ke Tanjung Dundang sambil melantunkan syair-syair Sasak dan pantun, Sabtu lalu (23/4). (M Haeruddin/Radar Lombok)

Ada tradisi unik dilakukan warga Desa Rembitan Kecamatan Pujut di pantai Kuta, Sabtu lalu (23/9). Mereka menyebutnya dengan tradisi Nanjong atau Betandak yang artinya saling melihat atau saling berpandangan. Tradisi ini biasanya dilakukan muda-mudi untuk mencari jodoh.


M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK


LANTUNAN pantun-pantun yang menggunakan bahasa Sasak mengiringi keberangkatan dua perahu yang sedang berlayar dari pinggir pantai Kuta menuju Tanjung Dundang. Para muda-mudi menggunakan pakaian adat dengan menggunakan perahu yang berbeda. Dalam pantun tersebut, ternyata mereka saling merayu satu sama lain.

Baca Juga :  Giliran Media dan Travel Agent Tiongkok Sambangi Lombok

Sementara ratusan masyarakat tampak memadati pinggir pantai Kuta sore itu. Mereka menggunakan baju adat khas Sasak dengan membawa berbagai macam bekal dari hasil tanaman para petani, seperti tebu, pisang dan berbagai macam makanan tradisional lainya.

Baca Juga :  Sembalun Jadi Tempat Wisata Favorit Selama Libur Lebaran

Tampak ada dua perahu yang sudah menunggu di pinggir pantai. Para muda-mudi serta keluarganya itupun menaiki perahu. Untuk pemuda, mereka naik di perhau bersama ayahnya, sementara untuk para gadis menaiki perahu bersama ibunya. Dis epanjang jalan menuju Tanjung Dundung, semua penumpang kapal tersebut berbalas pantun dengan penumpang kapal yang berdekatan denganya.

Komentar Anda
1
2
3