SELONG—Memasuki musim tanam, bahan bakar minyak (BBM) seperti solar tentu sangat dibutuhkan para petani, untuk menghidupkan mesin traktor ketika mereka menggarap sawahnya. Namun sejak beberapa minggu terakhir ini, BBM ternyata sangat sulit sekali didapatkan, atau langka.
Seperti di SPBU yang ada di Desa Moyot, Kecamatan Sakra, beberapa minggu terakhir ini BBM jenis Solar, Premium, bahkan Pertamax tidak ada dijual. Penuturan salah satu karyawannya yang tidak mau disebutkan namanya mengakatan, kelangkaan BBM ini sudah dialami hampir sebulan yang lalu. Dia juga mengaku belum mengeetahui pasti penyebabnya.
“Namun kelangkaan BBM ini hanya terjadi disini saja, di tempat lain normal-normal saja. Kalau ditanyakan apa penyebabnya saya tidak tau persis. Tapi infonya BBM yang disini di alihkan ke proyek,” ungkapnya, Senin (28/11).
Sumber itu juga mengatakan, pasokan BBM sebenarnya ada yang datang per hari, namun tidak sebanding dengan kebututhan masyarakat. Dimana jatah BBM untuk SPBU di sini (Moyot,red) hanya sebanyak 8 Ton per hari, sehingga tidak banyak masyarakat yang datang kesini karena sering kecewa BBM kosong.
Sementara salah satu pengawas SPBU yang juga enggan namanya disebutkan, ketika dikonfirmasi apa penyebab terjadinya kelangkaan BBM di SPBU Moyot ini? Dia seperti enggan memberikan komentarnya. “Kalau masalah penyebab dari kelangkaan ini saya tidak bisa menjawab, tanyakan saja langsung pada bos saya,” sarannya.
Tidak hanya di SPBU Sakra, kekosongan BBM juga terjadi di SPBU di Desa Sepapan, Kecamatan Jerowaru. Bahkan menurut salah satu warga Sepapan yang berada di sekitar SPBU, Napsiah, untuk SPBU di Jerowaru ini sudah lama jarang terisi. Padahal masyarakat selatan sangat mengharapkan SPBU ini bisa beroperasi normal.
Melihat kekosongan BBM yang terjadi di wilayah jerowaru ini, masyarakat di wilayah selatan Lotim ini, terpaksa mencari BBM hingga ke wilayah Lombok tengah. Apalagi sebagian besar masyarakat selatan ini mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, yang tidak akan bisa mencari nafkah kalau tidak ada BBM. “Bukan seminggu atau dua minggu lagi kalau di wialayah selatan ini BBM langka, tapi sudah berbulan-bulan seperti ini,” tutur Napsiah. (cr-wan)