Lombok Tengah Masuk Zona Hitam Penderita Kekerdilan

Ilustrasi Stunting
Ilustrasi

PRAYA – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah masuk dalam sepuluh kabupaten di Indonesia yang masyarakatnya banyak mengalami “stunting” atau kekerdilan pada anak. Bahkan, Lombok Tengah masuk dalam zona hitam atau black zone dalam penderita kekerdilan itu.

Hal itu disampaikan Kabid Pelayanan Kesehatan Dikes Lombok Tengah, Johan Effendy, jika penyakit stunting merupakan kondisi yang sering terjadi pada balita. Di mana kondisi gagal tumbuh pada balita itu disebabkan akibat kekurangan gizi kronis. Sehingga anak tumbuh pendek. “Kita bahkan memiliki balita yang kekurangan gizi pertumbuhan atau stunting mencapai 39,1 persen dari jumlah balita,” beber Johan saat ditemui di ruanganya, Kamis kemarin (18/1).

Diakui, bahwa kondisi ini memang bisa membahayakan, terlebih kekerdilan itu tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik saja. Namun juga menghambat pertumbuhan otak yang mempengaruhi tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan penurunan produktivitas kepada balita yang menderita itu. “Stunting di Lombok Tengah menyebar di sepuluh desa. Namun untuk angka pastinya kita belum pastikan. Karena pusat langsung yang melakukan survei sementara data yang ada saat ini dibawa ke Jakarta,” jelasnya.

Adapun Desa yang terdapat balita stunting di antaranya yakni Desa Mantang, Sukadana, Mertak, Banyu Urip, Selong Belanak, Mekar Sari, Sukaraja, Mujur, Marong dan Desa Teratak. Rata-rata stunting yang ada saat ini karena angka kesadaran masyarakat saat mengandung tentang butuhnya gizi dirasa masih sangat kurang. “Makanya kita fokus untuk melakukan intervensi untuk pertumbuhan gizi di sepuluh desa ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Penderita Gizi Buruk di NTB Masih Banyak, Terutama di Kabupaten Ini

Tidak hanya tingkat kesadaran yang masih kurang, akan tetapi hal itu disebabkan juga karena faktor lingkungan yang tidak sehat. Sehingga membuat masyarakat juga mengalami kekurangan gizi. “Ini penyakit yang memang sulit untuk disembuhkan. Kecuali kesadaran masyarakat yang tinggi membuat kita bisa melakukan penekanan,” imbuhnya. (cr-met)

Komentar Anda