Penderita Gizi Buruk di NTB Masih Banyak, Terutama di Kabupaten Ini

Ilustrasi Gizi Buruk
Ilustrasi Gizi Buruk

MATARAM – Kasus gizi buruk masih terus ditemukan di  NTB. Hal itu tentunya harus menjadi perhatian semua pihak. Apalagi angka kematian akibat gizi buruk cukup tinggi mencapai puluhan orang setiap tahunnya.

Pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Marjito mengungkapkan, selama 2 tahun terakhir angka gizi buruk masih tinggi. “Tahun 2016 itu kita temukan ada 403 kasus. Kalau data saat ini kita hanya punya sampai Oktober 2017, itu yang terdata 214 kasus. Akhir bulan Januari ini baru masuk semua data tahun 2017,” terangnya kepada Radar Lombok, Selasa kemarin (16/1).

Baca Juga :  Cara Sederhana Turunkan Kadar Kolesterol

Penderita gizi buruk harus ditangani dengan baik. Apabila tidak, maka kondisi kesehatan penderita akan berbahaya dan bisa berujung pada kematian. Hal itulah yang perlu diantisipasi oleh semua pihak dari tingkatan paling bawah.

Penderita gizi buruk tersebar di seluruh kabupaten/kota. Data per Oktober 2017, di Kota Mataram ada 31 kasus penderita gizi buruk. Kemudian Lombok Barat 30 kasus, Kabupaten Lombok Utara (KLU) 30 kasus, Lombok Tengah 24 kasus  dan Lombok Timur 60 kasus.

Kemudian di Sumbawa Barat ada 3 kasus, Sumbawa 18 kasus, Dompu 18 kasus, Kabupaten Bima 11 kasus dan Kota Bima 9 kasus. “Totalnya ada 214 kasus, 109 orang berjenis kelamin laki-laki dan 105 orang perempuan. Se-NTB itu yang paling banyak penderita gizi buruk ada di Lombok Timur,”  papar Marjito.

Jumlah penderita gizi buruk di NTB setiap tahun memang berhasil diturunkan. Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2005 saat kasus gizi buruk mulai mencuat, di NTB ditemukan lebih dari 3 ribu kasus. Kemudian tahun 2008 sebanyak 1.027 dan tahun 2011 ada 891 kasus.

Keberhasilan NTB dalam menurunkan angka gizi buruk meski masih tinggi, karena cukup baiknya langkah antisipasi. “Yang utama itu kita lakukan agar tidak ada bayi yang terkena gizi buruk, makanya kita siapkan paket gizi di semua puskesmas,” katanya.

Selain itu, ketika ditemukan ada kasus gizi buruk, pemerintah cukup sigap melakukan penanganan. Hal itulah yang membuat setiap tahun angka gizi buruk bisa bisa diturunkan. “Memang sih ada yang tidak bisa tertolong. Tahun 2016 itu ada 20 penderita gizi buruk meninggal dan tahun 2017 ada 16 penderita,” ungkapnya.

Untuk tahun 2017, penderita gizi buruk paling banyak meninggal dunia di Kota Mataram, sebanyak 5 orang. Sementara di Lombok Barat ada 4 orang meninggal dunia, Lombok Utara 1 orang, Lombok Tengah 1 orang, Lombok Timur 3 orang.

Baca Juga :  Penderita HIV/AIDS di NTB Terus Bertambah

Berikutnya di Sumbawa Barat, Sumbawa dan Kota Bima tidak ada yang meninggal dunia. Sedangkan di Dompu dan kabupaten Bima masing-masing ada 1 orang. “Kita bukannya tidak mampu tangani sehingga meninggal, tapi terkadang saat dilaporkan kondisi pasien sudah sangat parah,” kata Marjito.

Terlebih lagi kasus gizi buruk sebagian besar karena ada penyakit penyertanya. Penyakit itulah yang kerap kali membahayakan kondisi penderita. “Makanya kalau kita tangani gizi buruk itu, yang kita utamakan dulu penyakitnya yang lain itu,” ucapnya. (zwr)

Komentar Anda