Lima TKI Tewas Asal Lombok

Pemulangan jenazah pertama TKI ilegal yang berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polda Kepri atas nama Desiana di RS Bhayangkara, Nongsa, Kamis (3/11). Pemulangan dilakukan oleh Kapolda Kepri, Sam Budi Gustian. F.Rezza Herdiyanto/Batam Pos

MATARAM – Korban tewas  tenggelamnya kapal pengangkut TKI dari Malaysia di perairan Tanjung Bemban, Nongsa, Rabu (2/11) lalu sebagian teridentifikasi. 

Data Kepolisian Daerah (Polda) Kepri,  ada 18 jasad yang ditemukan.   Sementara korban yang selamat sebanyak 41 orang. 40 orang diantaranya masih berada di shelter sementara satu lainnya atas nama Herman awak kapal yang selamat melarikan diri.

Total yang belum ditemukan sebanyak 42 orang.

Dari 18 jasad yang ditemukan, 12 jenazah yang sudah teridentifikasi. Lima diantara korban berasal dari Lombok. Kelimanya yakni Mahrun, pria 49 tahun asal Dusun Tanak Embang Daye, Desa Selebung Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah.

Aisyah, wanita 27 tahun asal Reban Burung, Dusun Aiberik, Kecamatan Bagek Nunggal, Lombok Tengah.

Rukmin, wanita 39 tahun asal Wage Desa Batujai Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah.

Ating Fatimawati wanita 33 tahun asal Kampung Permai Kelurahan Pijot Kecamatan Keruak Lombok Timur.

Zainab, wanita 39 tahun asal Dusun Tanah Embang Daye, Desa Selubeng Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah.

“Sudah lima orang warga NTB diketahui meninggal dunia, itu data dari tim kita yang lansung dapat dari rumah sakit Bayangkara Batam,” ujar Kepala Disdukcapil Provinsi NTB, Ahsanul Khalik Kamis kemarin (3/11). 

Saat ini lanjut Khalik, masih ada penumpang yang belum ditemukan. Selain itu juga, terdapat 6 jenazah yang belum bisa diidentifikasi. “Tidak menutup kemungkinan jumlah korban meninggal dunia dari NTB bertambah, karena beberapa mayat juga belum diidentifikasi. Semoga saja sih tidak ada,” harap Khalik.

Dikatakan, banyak informasi yang menyebar di masyarakat tentang korban tenggelamnya kapal. Hal ini tentunya akan membuat masyarakat bingung dengan informasi yang simpang-siur. Oleh karena itu, Khalik menghimbau kepada seluruh masyarakat agar berpegang pada data resmi yang dikeluarkan pemprov.

Gubernur  TGH M Zainul Majdi bertindak cepat menanggapi tenggelamnya kapal di Batam yang mengangkut 101 TKI. Terlebih lagi puluhan penumpang kapal tersebut merupakan TKI asal NTB.

Baca Juga :  Polda Kepri Amankan 14 Calon TKI NTB

Dia langsung mengirim tim ke Batam sehari setelah kejadian. Tim yang dikirim untuk melakukan identifikasi dan evakuasi warga NTB yang menjadi korban. “Sampai sekarang saya belum tahu apakah ada warga NTB yang meninggal dunia, makanya saya sudah kirim timke Batam untuk mengeceknya,” terang gubernur.

Informasi yang didapatkan Gubernur sampai kemarin pagi, jumlah TKI NTB yang selamat sebanyak 23 orang. Sementara untuk yang meninggal dunia masih belum diketahui. “Kita harapkan tidak ada yang meninggal dunia, tapi kalau memang ada kita akan segera urus ke pihak keluarganya,” kata gubernur.

Meskipun TKI yang menjadi korban adalah illegal, namun Pemprov NTB akan tetap bertanggung jawab. Bagaimanapun juga lanjut gubernur, para korban tersebut merupakan warga NTB yang harus dilindungi meski pulang melalui jalur tidak resmi.

Terkait dengan pemulangan korban, Gubernur menmpercayakan ke tim Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan Kesbangpoldagri. “Secepatnya akan diupayakan dipulangkan kalau warga NTB,nanti dua orang yang urus kesana,” ucapnya.

Tragedi kali ini tentunya menjadi tamparan keras bagi Pemprov NTB. Luka tenggelamnya kapal TKI yang menewaskan 2 warga NTB beberapa bulan lalu masih terasa, kini lebih parah lagi. “Ini menjadi evaluasi bagi kami, kedepan itu kerjasama dengan kepala desa yang memiliki data lengkap harus ditingkatkan,” ujar gubernur.

Terhadap korban, gubernur juga berjanji akan memberikan sumbangan kepada pihak keluarga. Meskipun tidak disebutkan nominalnya, namun sumbangan duka tersebut diharapkan bisa mengurangi beban keluarga yang ditinggalkan. Apalagi TKI yang meninggal dunia tidak memiliki asuransi karena memang illegal.

Meskipun dengan tragedi menyakitkan ini, gubernur tidak berpikir untuk menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia. Mengingat, banyak TKI yang melalui jalur resmi mampu merubah hidup keluarganya di kampong. “Yang perlu kita antisipasi itu tekong-tekong yang ke masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua komisi V DPRD NTB, HMNS Kasdiono mengaku sangat prihatin dengan tragedi yang kembali terjadi. Pahlawan devisa yang seharusnya bahagia malah menderita tiada akhir. “Harus introspeksi, kita jangan hanya bicara tragedinya, tapi penyebab utama dan bagaimana kedepan, itu sangat penting,” ucapnya.

Baca Juga :  Warga Tewas di Sekitar Proyek Gili Mas

Kasdiono menyorot kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) yang dinilai masih jauh dari harapan. Banyaknya TKI illegal menunjukkan sosialisasi yang masih kurang ke masyarakat. Peran PJTKI juga selama ini sangat lemah dalam memberikan penyuluhan ke masyarakat.

Soal anggaran sosialisasi yang kerap kali menjadi alasan, menurut Kasdiono tidak dapat dibenarkan. Pasalnya, daerah harus berterima kasih banyak dan memperhatikan nasib TKI. “Tahu tidak, devisa yang disetor oleh TKI kita itu Rp 1,7 triliun per tahun. Tapi mana perhatian untuk TKI ? Ini harus menjadi catatan kita semua,” kesalnya.

Dibandingkan dengan pendapatan daerah dari sector pariwisata, masih jauh di bawah devisa hasil keringat para TKI. “Berapa memang pendapatan kita dari sector pariwisata ? Jumlah investasi kita yang sudah habis berapa ? Sebanding tidak ? Lalu berapa investasi kita untuk TKI,” ucapnya.

Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono memastikan secepatnya akan melakukan koordinasi mengenai pemulangan jenazah TKI dari NTB yang tenggelam di perairan Batam, Kepepulauan Riau (Kepri) karena cuaca buruk. Koordinasi ini diperlukan karena disinyalir banyak penumpang kapal tersebut yang berasal dari NTB.  Kapolda mengaku sudah berkomunikasi dengan Gubernur NTB mengenai bagaimana cara maupun sistem pemulangan jenazah tersebut. ‘’ Tadi sudah berkomunaksi dengan pak Gub tentang bagaimana cara pemulangannya. Karena kan memang banyak penumoangnya itu bersal dari NTB,’’ katanya, kemarin (3/11).

 Ia juga memastikan masih menelusuri berapa jumlah calon TKI atau masyarakat dari NTB ini yang menjadi korban dalam insiden tenggelamnya kapal naas itu.‘’ Kita masih sama-sama mencari data berapa banyak korban yang berasal dari sini. Nanti kita koordinasikan cara pemulangan jenazahnya dari Polda dan pemprov atau bagaimana,’’ jelasnya.(zwr/gal)

Komentar Anda