Kluster Luar Negeri Dominasi Tambahan Kasus Baru Positif di NTB

dr. Nurhandini Eka Dewi (Faisal Haris/radarlombok.co.id)
dr. Nurhandini Eka Dewi (Faisal Haris/radarlombok.co.id)

MATARAM – Kasus positif Covid-19 di NTB tidak kunjung turun. Bahkan cendrung naik terus setiap hari.   Berdasarkan Data terbaru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB pada, Rabu (23/7) penambahan kasus baru positif sebanyak 33 orang. Maka hingga saat ini jumlah kasus positif tembus diangka 1.822 orang, dengan perincian 1.146 orang sudah sembuh, 98 meninggal dunia, serta 578 orang masih positif dalam perawatan. Menurut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi, dengan adanya tambahan kasus baru positif Covid-19 yang terus terjadi setiap hari sesuai dengan hasil tracing kontak yang dilakukan dikarenakan adanya kluster baru di beberapa kabupaten termasuk Kota Mataram. “Kenaikan ada yang terkait hasil tracing kontak dan ada yang karena tracing massif seperti di Sumbawa. Kluster baru ada, di beberapa kabupaten, di Mataram juga demikian,”ungkapnya saat dikonfirmasi radarlombok.co.id.

 dr Eka sapaan akrabnya menegaskan, tambahan kasus baru masih didominasi dengan adanya kluster baru dari luar negeri seperti yang di beberapa kabupaten, seperti yang terjadi di Lombok Timur dengan adanya masyarakat yang pulang dari luar negeri. Bahkan di Sumbawa hampir semua kluster baru. Tapi berbeda di Kota Mataram masih terjadi penambahan kasus karena penularan dari kluster sebelumnya. “Di Lombok Timur ada yg baru pulang dari luar negeri, di Sumbawa hampir semua kluster baru. Kalau Mataram masih terkait dengan kluster yang sebelumnya,”katanya.

 Namun dr Eka menepis jika yang dimaksud kluster baru tersebut bukan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tapi masyarakat yang sudah lama bermukim di luar negeri lalu pulang kampung. “Yang positif bukan TKI tapi orang yang lama bermukim di luar negeri,”akunya.

  Dari kasus-kasus positif baru yang muncul belakangan ini masih dinominasi kasus berat yang cendrung dialami oleh pasien lansia. Namun semua umur tetap berpotensi tertular. Karena itu, masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaa.  “Tapi yang lansia cenderung berat,”sebutnya.

 Terhadap daerah yang masih masuk zona merah yakni wilayah dengan risiko tinggi seperti Kota Mataram dan Lombok Barat, pihaknya  akan melakukan tracing massif berdasarkan pemetaan, sehingga yang probable dan suspek bisa terdata dan di krantina.Tracing massif dilakukan dalam waktu dekat dengan melibatkan pemerintah daerah setempat. “Dengan demikian mata rantai penularan bisa terputus,”ucapnya.

 Masih terus munculnya  kasus positif baru ini, telah diantisipasi  dengan memastikan ketersediaan  Alat Pelindung Diri (APD) dan ketersediaan ruang perawatan. Apalagi baru-baru ini pihaknya menambah satu rumah sakit darurat di Wisma Tambora yang berlokasi di Jalan Pemuda Mataram. “Kita sudah nembuka satu lagi RS darurat untuk memenuhi kebutuhan perawatan. Kita buka hari ini (Rabu,red) RS Darurat Wisma Tambora dengan 62 tempat tidur,”tutupnya.

Komentar Anda