Keunikan Hunian Tetap Korban Gempa di Desa Teratak

Bentuk Rumah Seperti Keong, Tahan Gempa hingga 10 SR

rumah-unik
RUMAH UNIK: Inaq Hamidah salah seorang pemilik rumah di Desa Teratak saat berada di rumah keong miliknya, kemarin (10/4). (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

RADAR LOMBOK – Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak akibat diterjang gempa beberapa Juli-Agustus 2018 silam. Ketika selama ini masyarakat hanya mengenal rumah jenis Riko maupun Rika, tapi di Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara (BKU) ada rumah yang berbeda dan sangat unik seperti keong.


M HAERUDDIN-PRAYA


PARA tukang di Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara masih sibuk mempercepat progres pembangunan korban gempa. Yang menarik, tidak jauh dari lokasi pengerjaan rumah Riko dan Rika terdapat salah satu rumah warga yang hampir selesai dikerjakan dengan model sangat unik.

Rumah tersebut dinamakan rumah keong atau rumah siput. Rumah berukuran 8 x 8 meter tersebut, sengaja dibuat dengan konsep yang unik yang merupakan bantuan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Hebatnya lagi jika rumah tersebut diyakini tahan gempa hingga 10 skala richter.

BACA JUGA: Korban Gempa Bakar Material Bantuan

Pembuatanya memang sangat unik, tidak seperti bangunan rumah pada umumnya yang menggunakan batu dan bata. Namun rumah siput ini dibuat dengan menggunakan bahan dari semen, pasir, kapur dan kayu serta besi. Bahannya disusun seperti menggunakan karung dengan membentuk lingkaran. “Rumah berbentuk keong ini ada dua di Desa Teratak. Ini bukan pemerintah tapi donatur dari MDMC. Makanya banyak juga warga ingin rumahnya seperti ini tahan gempa,” ungkap Inaq Hamidah, salah seorang pemilik rumah keong di Desa Teratak kepada Radar Lombok, kemarin (10/4).

Baca Juga :  15.361 Unit Rumah Warga KSB Rusak

Inaq Hamidah menceritakan, semua desain rumah tersebut dilakukan orang atau donatur yang memberikannya itu. Ia hanya sebagai penerima manfaat dari bangunan itu tanpa mengetahui lebih detail jumlah anggaran yang dihabiskan dalam membangun rumah itu. “Di dalam memiliki kamar dan ruang tamu. Sementara atapnya terbuat dari ilalang yang membuat rumah saya tambah unik,” terangnya.

Ia menceritakan, jika rumah unik tersebut dari informasi yang ia dapatkan karena di satu sisi selain sebagai hunian tahan gempa. Namun hal itu juga sebagai salah satu daya tarik wisatawan, karena rumah tersebut juga terinspirasi dari rumah teletubis di wilayah Jogjakarta. “Kami sangat berterimakasih, karena rumah kami unik dan ada juga dapur bahkan kamar mandinya. Sehingga kita tidak terlalu khawatir jika terjadi gempa, karena bangunan ini informasinya sudah diuji kelayakannya dan kuat kalau ada gempa,” jelasnya.

Baca Juga :  Warga Masih Bertahan di Tenda Pengungsian

BACA JUGA: Lelah Tunggu Bantuan Pemerintah, Sukarno Bangun Rumah Terbalik

Sementara itu, salah seorang pekerja rumah keong, Lalu Firmansyah mengaku pembuatan rumah keong ini memang sangat rumit. Karena bahan-bahan bangunan tersebut ketika dicampur kemudian dimasukan ke dalam karung untuk disusun. Pembangunan rumah itu sendiri sudah dilakukan dari September 2018. “Sudah ada yang jadi juga satu rumah dan memang pembangunan agak sedikit rumit. Hanya saja memang sangat unik sehingga akan sangat menarik minat wisatawan nantinya,” tegasnya.

Ia tidak bisa terlalu banyak memberikan keterangan, karena dirinya hanya bisa mengerjakan sesuai dengan desain yang sudah ada. Hanya saja, pihaknya mengaku selama pembangunan berlangsung, sangat banyak masyarakat yang ingin membangun rumah seperti itu. “Banyak juga dijadikan sebagai foto selfie (swafoto) oleh warga yang datang. Bahkan mereka ikut membantu kami,” terangnya. (**)

Komentar Anda