Warga Masih Bertahan di Tenda Pengungsian

Warga Masih Bertahan di Tenda Pengungsian
PENGUNGSI: Tampak tenda-tenda yang dibangun masyarakat di Lapangan Pringgabaya, masih tetap berdiri meskipun ada imbauan Pemda agar kembali ke rumah masing-masing. Alasanya mereka masih trauma. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG — Warga terdampak bencana gempa di Kabupaten Lombok Timur, hingga kini masih banyak yang bertahan di kawasan pengungsian. Meski sudah ada imbauan untuk pulang ke rumahnya, namun warga tetap bertahan di dalam tenda pengungsian yang banyak terdapat di kanan kiri sepanjang jalur utama bagian Timur Pulau Lombok. Beragam bentuk dan warna tenda pengungsian terhampar di sejumlah tanah lapang.

Suasana pengungsian ini terlihat mulai dari Kecamatan Pringgabaya sampai Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. Bahkan tidak sedikit diantaranya, warga dari kawasan perbukitan di kaki Gunung Rinjani baru turun dan membuka tenda pengungsian di pinggir jalur utama.

BACA JUGA: DPR Minta Bencana Gempa NTB dan Sulteng Disatukan Jadi Berstatus Bencana Nasional

“Mereka yang di sini ini kebanyakan orang gunung sana, dari Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela. Mereka turun karena rumahnya pada habis roboh,” kata Amaq Rusni yang merupakan warga Desa Puncak Jeringo, Senin kemarin (1/10).

Baca Juga :  Puluhan Madrasah Terdampak Gempa Belum Tersentuh Bantuan

Ia bersama warganya terpaksa turun dari area perbukitan meninggalkan pekarangan rumahnya, dan pindah ke tanah lapang yang ada dipinggir jalur utama, karena alasan logistik dan kondisi tanah yang rentan longsor. “Di atas susah dapat logistik, takut juga ada longsor. Makanya kita turun, buat (tenda) di tempat baru,” katanya.

Diakui, imbauan kembali pulang memang terus dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi yang menjadi persoalan saat ini, anak-anak dan keluarganya belum berani pulang dengan alasan masih trauma. “Bantuan saat ini lancar, tetapi yang menjadi permasalahan keluarga masih trauma,” akunya.

Sebelumnya, Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy meminta agar warga yang berada di pengungsian agar pulang ke kampung halamannya. Bahkan bagi warga yang rumahnya rusak parah, akan dibuatkan rumah hunian sementara (Huntara), terutama di wilayah-wilayah kecamatan yang paling parah. “Pemkab akan berupaya untuk mengerahkan segala potensi yang ada, sehingga Huntara untuk warga yang rumahnya rusak berat segera dibangun,” ujarnya.

Baca Juga :  2.160 Pasang Sepatu Sekolah untuk Anak Korban Gempa

BACA JUGA: Pemerintah KLU Tunggu Komitmen Pusat Bantu Korban Gempa

Selain itu, Pemkab juga akan meminta tambahan alat berat dari semua pihak untuk diterjunkan membersihkan puing-puing rumah warga. Begitu halnya dengan pihak TNI dan aparat Kepolisian juga akan tetap disiagakan. “Tugas kita sekarang bagaimana para pengungsi ini bisa kembali kerumahnya masing-masing, sambil menunggu rumahnya dibangun kembali,” kata Bupati.

Tidak hanya itu sambungnya, terhadap rumah-rumah korban yang belum dilakukan verifikasi kerusakan rumahnya, agar dilakukan verifikasi hingga tuntas. “Kalau ada warga yang belum dilakukan verifikasi agar segera dilakukan verifikasi. Jangan sampai ada warga yang menjadi korban bencana, namun tidak masuk dalam daftar,” pintanya. (wan)

Komentar Anda