Kades Terara Dituding Jual Kayu Bongkaran Pasar

Warga Pertanyakan Uang Hasil Penjualan

Ilustrasi Jual Kayu
Ilustrasi Jual Kayu

SELONG—Kepala Desa (Kades) Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), diduga telah menjual kayu bekas bongkaran pasar lama, beberapa waktu lalu. Hanya saja, uang hasil penjualan kayu bekas bongkaran pasar lama itu sampai saat ini tidak jelas dikemanakan. Sehingga hal inilah yang kemudian dipertanyakan oleh warga setempat.

“Benar dijual. Itu saya sendiri yang lihat. Tapi untuk pastinya saya tidak tau berapa  banyak kayu yang dijual itu. Makanya kita pertanyakan diarahkan kemana uang penjualan kayu itu,” kata Jas, salah seorang warga setempat, Selasa kemarin (27/2).

Ketika itu dia melihat kayu yang dijual Kades dibawa dengan menggunakan mobil Pickup. Dan isi mobil itu penuh dengan kayu. Mereka pun katanya, sempat mencoba mencari tau kenapa kayu itu dijual.

Informasi yang didapatkan, kayu itu dijual untuk membayar ongkos tukang yang telah disuruh untuk membongkar pasar tersebut. “Masak semuannya  untuk ongkos tukang? Soalnya kayu  yang dijual itu sangat banyak,” ujarnya heran.

Baca Juga :  Kades Lekor Ajukan Gugatan Praperadilan

Karenanya, mereka pun langsung berupaya untuk meminta penjelasan dari Kades. Segala hal yang berkaitan dengan kepentingan desa, Kades semestinya memberitaukan ke pihak terkait di desa. Bukannya menjual seenaknya begitu saja. “Saya sebagai warga Terara, juga perlu tau. Kita tidak pernah dikasih tau,” singkatnya.

Terpisah, Kades Terara, H. Ikhwan ketika dikonfirmasi terkait persoalan ini, maka dia pun langsung menceritakan kronologis dilakukannya pembongkaran kayu di Pasar Terara yang lama itu.

Sebelumnya kata dia, pemerintah desa terlebih dahulu bersurat ke Bupati Lotim, meminta kayu bekas bongkaran pasar tersebut. Kayu bekas bongkaran pasar itu rencananya akan digunakan untuk membantu warga miskin yang telah mendapatkan program rehab rumah kumuh. Bupati pun katanya, juga telah menyetujui. “Setelah ada SK dari Bupati Lotim, akhirnya kita bongkar. Saya gunakan tukang sekitar delapan orang,” jawab dia.

Baca Juga :  Demi Nyaleg, Dua Kades Pilih Mundur

Sebagian dari kayu pasar itu, diakui memang ada dijual, namun jumlahnya tidak seberapa. Hasil dari menjual kayu bongkaran pasar itu kurang lebih sekitar Rp 2 juta, dimana uang itu pun telah digunakan untuk membayar para tukang dan kebutuhan mereka sehari-sehari selama mereka bekerja membongkar pasar itu.

Artinya, uang penjualan kayu bekas bongkaran pasar itu sama sekali tidak pernah digunakan untuk keperluan pribadinya. “Yang mempersoalkan ini kan orang yang tidak suka, dan (juga) lawan politik saya,” jelas Kades.

Sedangkan sebagian kayu dan perabotan lainnya dikatakan semua masih utuh. Dan semua itu nantinya akan diberikan kepada warga miksin yang telah mendapatkan program rehab rumah.

Jadi sebagai pemerintah desa lanjutnya, tentu sangat tidak memungkinkan jika dirinya berbuat diluar ketentuan yang berlaku. “Itu (penjualan kayu, red) sama sekali bukan untuk kepentingan pribadi. Malah saya yang rugi. Kalau kayunya masih ada,” pungkasnya. (lie)

Komentar Anda