Kegemarannya membaca puisi ini menular pada kemampuannya menulis puisi juga. Sudah banyak puisi yang dihasilkannya. Rupanya, kemampuannya ini dilihat sekolah. Begitu ada lomba, Jesslyne diutus mewakili sekolah. Dia berhasil juara. Begitu juga di tingkat kota serta provinsi, Jesslyne langganan juara.
Jesslyne sudah tiga kali ikut lomba menulis puisi tingkat nasional. Dia selalu menyabet juara satu. Terkahir, dia jura pada lomba menulis puisi rayakultura tingkat nasional. ”Lomba kemarin, cukup buat puisi dari rumah setelah itu kita kirim. Lalu dinilai dewan juri. Itu aja kok,” bebernya.
Meski gemar dan menyukainya, bukan berarti Jesslyne tidak menemui hambatan saat menulis puisi. Kesulitannya pemilihan kata (Diksi) yang indah. Sebab pada puisi itu, kata dan kalimat yang mesti indah dan menyentuh. “Saya benar-benar kesulitan, saat mau memilih kata yang tepat, agar kesannya jadi semakin nyambung,” akunya.
Kesulitan yang dihadapinya itu tidak menyurutkan semangatnya. Justru dia semakin tertantang. Dengan semakin banyak membaca, maka wawasannya berkembang termasuk akan mudah menemukan kata dan kalimat yang sesuai dengan tema puisi yang dibuat.
