Menurut Suhaili, seseorang yang mengajar di sekolah negeri, sudah pasti memiliki kemampuan dan kualitas yang memadai. Mengingat, persaingan di tingkat bawah juga cukup ketat untuk sekadar bisa mendapatkan jam mengajar.
Menyadari hal itu, Suhaili menilai rekrutmen saat ini masih jauh dari harapan. Apabila yang akan direkrut hanya 2.500 orang, itu artinya, sekitar 4.200 guru honorer di sekolah negeri akan terbuang.
“Kenapa sedikit sekali yang direkrut, kasian guru-guru ini. Rekrut saja semuanya yang memenuhi standar. Misalnya kalau jumlah honorer 6.700 orang, siapkan saja kuota segitu. Nanti kalau memang ada honorer yang sakit, tidak memenuhi syarat atau berhalangan, jangan diangkat,” katanya.
Begitu juga dengan honorer yang mengajar di sekolah swasta. Suhaili yang besar dalam lingkungan pondok pesantren (ponpes), sangat memahami perjuangan dan pengabdian seorang guru.
“Jangan kita beda-bedakan mereka. Kalau guru yang mengajar di negeri kita rekrut, lalu kenapa yang di sekolah swasta malah tidak. Ini kurang bijak, kita harus memandang semua itu sama rata agar ada rasa keadilan,” ujar Bupati Lombok Tengah dua periode ini.