Investor Mekaki tidak Jelas

MEKAKI : Kegiatan groundbreaking pembangunan hotel di kawasan Mekaki pada Juli 2022 lalu. (DOK/RADAR LOMBOK )

GIRI MENANG – Pemda seharusnya kapok dikibuli investor. Kasus di kawasan Mekaki berpotensi terulang. Sejak groundbreaking pembangunan The Apurva Kempinsky Hotel di pantai Mekaki Desa Pelangan Sekotong enam bulan lalu, sampai sejauh ini belum ada kabar keberlanjutan pembangunan hotel itu. Pemda  akan meminta penjelasan pihak perusahaan kenapa sampai sekarang belum ada progres pembangunan di kawasan tersebut.

Ditemui diruang kerjanya, Selasa (24/1), Sekda Lombok Barat H. Ilham mengatakan bahwa sejak awal pihak The Apurva Kempinsky Hotel meyakinkan Pemda terkait pembangunan itu.”Sejak awal memang sudah disampaikan, tahapan pembangunan membutuhkan waktu panjang kurang lebih tiga tahun,” ungkap Ilham.

Perusahaan kata Ilham, membutuhkan waktu selama 3 tahun untuk merencanakan pembangunan hingga pengoperasian. Sementara saat ini dari jeda waktu groundbreaking, baru enam bulan.”Jadi kita tunggu saja sambil kita terus melakukan komunikasi,” tambahnya.

Baca Juga :  Warga Tiga Desa di Narmada Tuntut Ganti Rugi Lahan Proyek Jalan

Terlebih, kata dia, masuknya perusahaan besar ke Mekaki menjadi atensi serius Bupati Lobar H. Fauzan Khalid. “Ini terus dipantau oleh pimpinan (bupati), bahkan Pak Gubernur NTB sempat menanyakan kelanjutan pembangunan Kempinsky. Mudahan dengan pantauan semua pihak, pembangunan bisa dilanjutkan,” tambahnya.

Ilham mengaku bahwa sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi yang valid maupun komunikasi terkait kelanjutan proyek. “Yang jelas, belum ada yang berubah dari kita dan mereka. Tapi kita akan koordinasikan dengan owner atau pihak yang mewakili mereka yang ada di sini. Mudahan tidak ada kendala seperti yang sudah-sudah. Kita pun sebenarnya sudah wanti-wanti, namun mengingat track record perusahaan ini, ada keyakinan kita kepada perusahaan ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Hujan Deras, Jalan Batu kumbung Ambrol

Dari komunikasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Lombok Barat, alasan perusahaan belum mulai melakukan aktivitas adalah kendala medan yang terlalu terjal dan curam. “ Pasca groundbreaking (peletakan batu pertama), mereka rencananya mau bangun gudang dulu untuk penyimpanan material, karena banyak yang dari luar negeri, seperti keramik atau apa yang mahal-mahal. Waktu mau bawa material, banyak yang jatuh karena kondisi jalan yang sangat curam,” kata kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Lombok Barat H. Ahmad Subandi.(ami)

Komentar Anda