GENMNU NTB Deklarsikan Tokoh NU Menjadi Pemimpin Nasional

GENMNU NTB
DEKLARSI : Generasi Milineal NU mendorong agar Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 merekomendasikan kader NU tampil dalam suksesi kepemimpinan nasional. (Ahamd Yani/Radar Lombok)

MATARAM – Generasi Milenial NU (GENMNU) NTB  mendukung serta mendorong agar tokoh  Nahdlatul Ulama (NU) menjadi pemimpin di tingkat nasional.

Karena itu, d melihat era generasi milennial NU saat ini,maka dianggap penting kiranya dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 untuk mendorong dan mengintervensi kepemimpin masional bagi generasi milenial NU di semua level kepemimpinan.”Generasi millenial NU berani bersatu untuk mendorong tokoh NU menjadi presiden pada pemilu 2019 serta gubernur,bupati dan wali kota pada pilkada serentak 2018,”ucap koordinator  Generasi Millenial Nahdalatul Ulama (GEN MNU) NTB,Muhammad Akbar Jadi sesaat setelah menggelar deklarasi Jumat kemarin  (24/11).

Baca Juga :  Gerindra Bakal Calonkan Willgo Zainar

Menurutnya, representasi NU dalam kepemimpinan nasional merupakan prasyarat yang harus ada. Kombinasi kekuatan nasionalis dan agama dalam kepemimpinan nasional merupakan keharusan,bahkan kebutuhan. Pemimpim harus kuat namun adil,harus tegas namun terbuka dan harus patuh pada hukum.

Karena itu  Generasi Milenial NU mengusulkan dan meminta agar dalam formasi kepemimpinan di 2019 ada tokoh NU yang menjadi calon presiden atau calon wakil presiden. “Mengapa ? Karena presiden dan wakil presiden bukan hanya kepala negara dan pemerintah,itu simbol dan wajah terdepan republik ini,”terangnya.

Dikatakan, dengan menempatkan tokoh NU sebagai pemimpin nasional berarti menggenapkan keterwakilan atas tiga hal. Keterwakilan dari segi jumlah,kelompok dan karekter. Maka lewat Munas Alim Ulama dan Konbes NU yang saat ini sedang digelar di NTB agar apa yang diinginkan oleh Generasi Milineal NU agar bisa dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh.

Baca Juga :  Nurdin Siap Dipasangkan Cagub Manapun

” Merekomendasikan tokoh NU menjadi calon pemimpin 2019 bukanlah hal yang berlebihan,bukan juga berarti NU terlibat dalam politik praktis.NU bukan partai,NU penyambung lidah puluhan juta umat yang mayoritas masih miskin. Maka sangat wajar jika NU ingin memastikan bahwa kepemimpinan mendatang bisa dinikmati sebesar- besarnya untuk kesejahterskan umat dan bangsa,” pungkasnya.(yan)

Komentar Anda