Festival ‘’Bale Langgaq’’ untuk Lestarikan Budaya

FESTIVAL BALE LANGGAQ
BUKA: Sesepuh Desa Sakra yang merupakan mantan Gubernur NTB H Lau Srinata membuka acara Festival Bale Langgaq dengan memukul gong. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG – Pagelaran Festival ‘’Bale Langgaq’’ yang diselenggarakan Pemdes Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur berlangsung meriah, Sabtu (17/11).

Festival yang digelar di lapangan umum Sakra ini bertujuan untuk mengangkat pesona pariwisata Lombok Timur. Mulai dari budaya, kesenian, serta memasarkan makanan khas daerah ini. Kegiatan ini  dihadiri langsung oleh Asisten Deputi Pemasaran Regional III Kementerian Pariwisata RI, Riki Fauzi Yani, Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy, mantan Gubernur NTB H Lalu Srinata, Kadisbudpar Provinsi NTB HL Moh Faozal, dan tamu undangan lainnya.

BACA JUGA: Lobar Kembali Gelar Senggigi Sunset Jazz

Ketua panitia penyeleggara Lalu Anugrah Bayu Adi menyampaikan,  festival bale langgaq ini diselenggarakan untuk menunjukkan pada dunia luar, bahwa desa Sakra memiliki tradisi yang sangat unik dan tradisional. Kegaitan festival ini diharapkan menjadi agenda tahunan dari Dinas Periwasata NTB sehingga mampu mendatangkan wisatawan. “Acara ini akan diselenggarakan selama 5 hari. Jika ini menjadi agenda tahunan, maka kedepanaya akan mengundag semua seni budaya yang ada di Lombok Timur maupun wisata kuliner tradisional yang ada,” jelasnya.

Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy dalam sambutannya menyampaikan, Desa Sakra tidak sekadar desa budaya melainkan juga desa pahlawan. Karena di bumi Sakra dimakamkan beberapa orang pahlawan yang belum terkenal dalam sejarah pahlawan Republik Indonesia. Akan tetapi terkenal dalam perjuangan dalam mengusir penjajah di bumi Lombok. ‘’Seperti nama seperti TGH Ali Batu, Datu Polak, Datu Muter, Mamiq Nursasih, Raden Karde, dan sejumlah namalainnya,’’ sebut Sukiman.

Karena itu, lanjut dia, kegiatan ini dapat dipandang pula sebagai ungkapan penghargaan masyarakat Desa Sakra khususnya, dan masyarakat Lombok Timur umumnya atas pengorbanan jiwa, raga dan harta untuk kemajuan bangsa terutama dalam merebut, memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Ia juga menyatakan masih banyak adat dan budaya yang justru saat ini makin menyempit, bahkan berangsur hilang dari masyarakat. Oleh karena itu, menjadi kewajiban masyarakat terutama sekali budayawan-budayawan Lombok Timur. Hendaknya mulai menyingsingkan lengan baju bekerja keras, mengerahkan daya upaya untuk tetap mempertahankan budaya asli nenek moyang Desa Sakra. “Silakan berkreasi para budayawan, silahkan bekerja para sastrawan, silahkan bekerja pula para pahlawan-pahlawan pejuangbangsa, mari kita bekerja pada fungsi dan tugas pokok kita masing-masing,” seru Sukiman.

Lebih jauh Bupati berharap, festival ini berhasil membangkitkan semangat masyarakat Lombok Timur setelah beberapa waktu lalu di dera musibah gempa bumi. “Inilah saat kita bangkit kembali dengan menyajikan segala potensi yang ada Seperti potensi kuliner, potensi alam, potensi budaya yang menyatu dalam kehidupan masyarakat Lombok Timur,” harapnya mengakhiri sambutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, HL Moh Faozal dalam arahanya menyampaikan, Desa Sakra banyak menyimpan potensi untuk bisa dikembangkan apalagi dalam bidang pariwisata. Potensi tersebut menurut Faozal sangatlah mendukung untuk terus dikembangkan termasuk kulinernya. Demikian pula kesenian yang tidak banyak kita jumpai di tempat lain, termasuk rudat, rebana yang bernuansa islami, serta kuliner.

Dikatakan Faozal, Festival Bale Langgaq ini merupakan kegiatan pariwisata dan budaya yang kedepan diharapkan menjadi event tahunan yang dapat menarik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. ‘’Pada tahun 2019 mendatang akan dipersiapkan 20 desa wisata, termasuk 5 desa menjadi desa mandiri dan desa wisata di Lombok Timur,’’ kata Faozal.

Ditambahkan Asisten Deputi Pemasaran Regional III Kementerian Pariwisata RI,  Riki Fauzi Yani dalam kata-kata pembukannya menyampaikan segala bentuk kesenian yang disajikan merupakan kebanggaan masyarakat Desa Sakra yang tidak ada di daerah lain. Event yang baru pertama kali diadakan ini diharapkan dapat dilakukan secara berkesinambungan dan diinformasikan ke Kementerian Pariwisata RI.

BACA JUGA: Perayaan Perang Topat Digelar Lebih Awal

Ia juga menyebut Kementerian akan selalu mendukung kegiatan semacam ini, dengan catatan dilaksanakan secara konsisten, sebagai syarat sebuah kegiatan yang baik. Selanjutya Riki juga menyatakan event yang baik bukan hanya melestarikan budaya akan tetapi memiliki dampak ekonomi terhadap masyarakat. “Semoga event-event yang akan datang semakin baik dan dalam pelaksanaan,” ungkapanya.

Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Asdep Regional III Kementrian Pariwisata RI yang diserahkan kepada sesepuh masyarakat Desa Sakra H Lalu Srinata, mantan gubernur NTB. (wan)

Komentar Anda