PRAYA-Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Lombok Tengah akhirnya merespon dugaan ratusan embung bermasalah di daerah itu.
Kabid Pertanian Dispertanak Lombok Tengah, Muslim menegaskan, embung tahun 2016 ini hanya 10 titik. Yakni di Dusun Tojak Desa Barabali Kecamatan Batukliang, Desa Sukadana Kecamatan Pujut, Desa Saba dan Lekor Kecamatan Janapria, Desa Kidang Kecamatan Praya Timur, dan beberapa titik lainnya. Anggaran pembangunan embung ini bersumber dari APBN tahun 2016 dan ditransfer langsung ke rekening kelompok tani (poktan).
Anggarannya dihajatkan bagi kepentingan petani. Teknisnya, para poktan ini terlebih dulu mengusulkan anggaran untuk pembangunan embung tersebut melalui proposal. Setelah dilakukan verifikasi, barulah dikirim ke pusat untuk diajukan anggaranya. ‘’Masalah pencairannya kemudian langsung ditransfer pusat ke masing-masing rekening kelompok,’’ terang Muslim, kemarin (28/11).
Pernyataan Muslim ini sekaligus membantah adanya 190 titik embung seperti pemberitaan di sejumlah media massa. Pembangunan embung dari instansinya murni 10 titik tahun ini. Masing-masing poktan mendapatkan kucuran anggaran Rp 100 juta untuk pembangunan embung ini.
Jika kemudian terdapat kerusakan, maka tentunya akan menjadi tanggung jawab poktan itu sendiri. Pihaknya sendiri dalam pembangunan tersebut sudah melakukan pengawasan bersama tim teknis. ‘’Kita sudah melakukan pengawasan dan ada tim teknisnya juga. kalau pengerjaannya murni dilakukan poktan secara swakelola,’’ jelasnya.
Bagaimana dengan kerusakan embung Tojak Desa Barabali? Muslim mengaku sudah mendapatkan laporan soal kerusakan itu. Masalah itu juga sempat menjadi pembahasan di tingkat desa. Sehingga pihaknya akan memanggil poktan terkait untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya. ‘’Untuk sementara, poktan terkait sudah berjanji akan memperbaikinya,’’ katanya.
Kerusakan embung itu, lanjutnya, disebabkan faktor alam. Setelah beberapa waktu selesai dikerjakan, hujan lebat datang dan membawa air ke embung tersebut. Karena kondisinya tidak memungkinkan dengan debit air berlebihan, bagian talud embung itu akhirnya jebol. ‘’Semua air saluran itu tertampung di embung itu, makanya jebol karena tidak tahan dengan debit airnya,’’ jelasnya lagi.
Apakah standar pengerjaan embungnya sudah jelas? ya, kata Muslim. Semua embung dikerjakan dengan volume 800 meter kubik. Tinggi rendah atau sempit luas embung tergantung pada volumenya. Sehingga semua embung yang dikerjakan sudah sesuai spek. ‘’Kalau kemudian terjadi kerusakan, masih ada waktu memperbaikinya karena kontraknya berakhir bulan Desember,’’ tandasnya.
Ditimpali tim teknis Dispertanak Lombok Tengah, Budiman, semua pembangunan sudah sesuai spek. Keyakinan ini diungkapkan Budiman berdasarkan hasil pengawasannya selama ini. Di mana sejumlah poktan malah melebihi volume pemasangan dari target yang ditentukan. ‘’Seperti, ketebalan bawah yang seharusnya 30 centimeter dipasang 40 centimeter. Kita mengapresiasi poktan yang mengerjakan melebihi spek ini,’’ katanya.
Diberitakan koran ini sebelumnya, embung Tojak Dea Barabali rusak parah setelah dihantam air. Nyaris 20 persen bangunan taludnya jebol dan belum diperbaiki. Embung itu merupakan salah satu dari proyek embung yang dikerjakan tahun 2016 oleh poktan. Sumber anggarannya dari APBN sebesar Rp 1 miliar. (cr-ap)