Dispar Tetap Bangun Septic Tank di Pantai Trawangan

Hepi Yuliati (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Utara (KLU) memastikan proyek toilet umum di Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang tetap jalan.

Kabid Destinasi Wisata pada Dispar KLU Hepi Yuliati mengatakan bahwa toilet umum harus ada di Gili Trawangan untuk kepentingan wisatawan yang tidak menginap di sana. “Selama ini sarana prasarana dasar seperti toilet umum di Gili Trawangan masih minim dan bahkan bisa dibilang tidak ada. Jadi wisatawan yang datang pagi kemudian pulang sore itu kalau nyari toilet kan susah,” ujarnya, Jumat (6/10).

Pihaknya kemudian memilih untuk membangun toilet umum di sekitar Masjid Baiturrahman karena di sana cukup banyak aktivitas wisatawan. Mulai dari snorkeling maupun yang duduk-duduk menikmati suasana hingga yang lalu lalang. “Artinya kalau dibangun di sana berarti termanfaatkan sekali. Ada empat kamar yang kita bangun. Yakni dua kamar untuk perempuan dan dua kamar untuk laki-laki,” ungkapnya.

Baca Juga :  HUT RI ke-77, Polres Lombok Utara Kibarkan Merah Putih di Dasar Laut

Jika kemudian yang dipermasalahkan masyarakat saat ini adalah pembangunan septic tank di sempadan pantai kata Hepi itu karena memang tidak ada lahan pemerintah daerah yang lain di sekitar sana. Kalaupun ada itu milik Pemerintah Provinsi NTB. Untuk memanfaatkan itu kata Hepi prosesnya panjang. Sementara saat ini pihaknya juga memiliki waktu yang terbatas. “Yang perlu diketahui masyarakat bahwa septic tank yang kita bangun itu menggunakan bio septic tank. Artinya itu tidak akan mencemari lingkungan,” jelasnya.

Model bio septic tank tersebut kata Hepi tentu tertutup. Jika yang dilihat masyarakat adalah pemasangan bata, maka itu hanya sebagai landasannya saja. “Boleh dicek. Di Bangsal juga itu menggunakan bio septic tank, jadi Insyaallah tidak akan mencemari lingkungan,” tegasnya.

Baca Juga :  KLU Raih Penghargaan Daerah Tertinggal Terinovatif

Tinja yang masuk ke bio septic tank bakal diolah menggunakan teknologi sehingga hasil akhirnya nanti dari tinja itu adalah air biasa. “Nanti ada kayak semacam penawar yang ditaruh dan nanti akan berproses hingga hasil airnya nanti menjadi bening dan tidak ada limbah,” jelasnya.

Terkait siapa yang bakal mengelola toilet umum, Hepi belum bisa memastikan. Itu akan dikoordinasikan dengan bidang aset pada Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) terlebih dahulu. “Nanti setelah proyeknya jadi baru ditentukan siapa pengelola,” ucapnya. (der)

Komentar Anda