
MATARAM-Pemerintah Kota Mataram bersama Pemprov NTB dan Perusahaan Umum (Perum) Damri berencana akan mengoperasikan kembali Bus Rapit Transit (BRT) di Kota Mataram setelah hampir 2 bulan lebih tidak beroperasi karena adanya penolakan oleh sopir Angkot yang merasa pendapatan mereka menurun gara-gara pengoperasian bus bantuan pemerintah pusat ini.
Kini berdasarkan kesimpulan beberapa kali rapat, BRT akan dioperasikan lagi. Rencananya, tanggal 1 April bus kembali mengaspal. Keputusan ini diambil karena anggaran subsidi sebesar Rp 1 miliar untuk operasional BRT sudah bisa dicairkan.”Angkutan BRT tetap gratis untuk para pelajar,” kata Lalu Wirajaya, Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan Kota Mataram kemarin.
[postingan number=3 tag=”mataram”]
Meski demikian, keputusan ini belum final sebab tanggal 29 April mendatang akan kembali digelar rapat. Untuk sementara pihaknya akan melakukan sosialisasi kembali terkait akan beroperasinya BRT. Jeda istirahat selama sekitar 2 bulan membuat warga bertanya-tanya. Jalur-jalur yang akan dilalui juga tetap sama yakni melayani empat koridor.
Sementara itu keberadaan angkuta kota (Angkot) akan dimanfaatkan sebagai angkutan fider atau angkutan pengumpan di jalur-jalur yang tidak dilewati oleh BRT. “ Bemo akan dimanfaatkan jadi angkutan fider,” tegasnya.
Polanya Angkot akan masuk ke jalur yang tidak bisa dilintasi BRT seperti di komplek-komplek dan kawasan pemukiman. Angkot juga akan disubsidi oleh pemerintah sehingga angkutan fider ini juga gratis bagi pelajar. Sayang Wirajaya tidak bisa memastikan kapan subsidi untuk Angkot itu diberikan karena saat ini kajian untuk pemanfaatan Angkot atau bemo sebagai angkutan fider dengan diberikan subsisi belum tuntas dibahas. Butuh waktu sekitar 2 sampai 3 bulan untuk menuntaskannya.
Untuk itu ia memastikan pihaknya belum bisa menyampaikan apakah tanggal 1 April nanti subsidi untuk bemo itu akan dimulai diberikan juga sebagaimana yang diberikan kepada BRT.
Terpisah, Ketua Organda Kota Mataram Suratman Hadi mengatakan, Organda menolak pengoperasian BRT kembali. Sebab dana subsidi yang dijanjikan untuk angkutan kota belum jelas apakah akan diberikan bulan April atau tidak. “ Kami dari Organda masih menolak rencana operasi BRT kembali,” kata Suratman.
Ia menambahkan, anggaran subdisi BRT dan Angkot itu satu paket penganggaran. Seharusnya penyalurannya juga bersamaan.” Kami khawatir kalau beroperasi kembali akan jadi masalah lagi,” terangnya.
Untuk itu Organda akan melakukan rapat internal lagi. “ Senin kami akan rapat internal untuk menyikapi rencana pengoperasian BRT ini,” ungkapnya.(ami)