Erupsi Gunung Agung, Pariwisata NTB Terpukul

BIL Masih Buka Tutup

Erupsi Gunung Agung
Erupsi Gunung Agung (Jawapos)

MATARAM – Erupsi Gunung Agung, Bali yang terjadi belakangan ini membuat industri pariwisata terpukul.

Tidak hanya langsung dialami Provinsi Bali sebagai tempat terjadinya letusan Gunung Agung, tapi juga cukup berdampak terhadap industri pariwisata di Provinsi NTB. Bagaimana tidak, banyak wisatawan  yang membatalkan kedatangan mereka ke Lombok. Belum lagi kondisi Bandara Internasional  Lombok (BIL)  buka tutup beberapa hari ini.

Ketua PHRI NTB Lalu Abdul Hadi Faeshal memgatakan, erupsi Gunung Agung di Bali tidak hanya berdampak terhadap pariwisata Bali, tapi juga imbasnya dirasakan juga oleh pariwisata Lombok. “Erupsi Gunung Agung, dampaknya cukup besar terhadap kunjungan wisatawan. Bahkan banyak tamu yang cancel kedatangannya,” kata Hadi.

Tidak hanya kedatangan tamu yang cancel, lanjut Hadi, tapi juga permasalahan tamu yang balik  ke negara atau daerah asalnya. Karena tidak adanya kejelasan penerbangan akibat sebagian maskapai membatalkan jadwal penerbangannya.

Oleh sebab itu, kata Hadi, industri perhotelan memberikan diskon yang bervariasi kepada sesuai kebijakan masing-masing hotel. Selain memberikan diskon penambahan waktu memginap, juga membantu memfasilitasi tamu untuk mendapatkan informasi terkait jadwal penerbangan.

Sementara itu, Ketua Asita NTB, Umbu Joka mengatakan, menyebut keluhan dari wisatawan asal Malaysia yang tidak adanya kepastian penerbangan khususnya maskapai Air Asia yang melayani penerbangan lanngsung Kualalumpur, Malaysia ke BIL.  “Asosiasi perjalanan wisata di Malaysia, ingin ada kepastian penerbangan ke Lombok. Karena jumlah wisatawan Malaysia yang mau liburan ke Lombok cukup tinggi,” terangnya.

Oleh sebab itu, Umbu berharap adanya informasi yang cepat dan akurat kepada pelaku pariwisata, sehingga bisa memberikan informasi yang tepat kepada mitra di luar negeri terkait kunjungan wisatawan ke NTB.

Terkait dengan hal tersebut, Dinas Pariwisata NTB, Minggu kemarin (3/12) menggelar pertemuan rapat strategi antisipasi dampak erupsi Gunung Agung, Bali. Kegiatan dihadiri lebih dari 150 industri pelaku pariwisata, baik itu perhotelan, asosiasi perjalanan wisata, ASITA dan lainnya. Juga dihadiri Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, I Gde Pitana dan juga Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Dr H Rosiadi Sayuti, dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, HL Moh Faozal.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, I Gde Pitana mendengar langsung keluhan dan masukan pelaku industri pariwisata Provinsi NTB terkait dampak dari erupsi Gunung Agung yang masih terjadi hingga sekarang ini.“Saya ingin mendengar langsung yang dialami industri pariwisata di Lombok. Sehingga kami di Kementerian Pariwisata bisa mengeluarkan kebijakan termasuk membantu industri pariwisata terkait dampak erupsi gunung Agung, Bali,” kata Gde Pitana.

Baca Juga :  Erupsi Gunung Agung tak Pengaruhi Aktivitas Pelabuhan Lembar

Menurut Gde Pitana, banyaknya informasi yang simpang siur hingga berita hoax tentang letusan Gunung Agung hingga kondisi terkait dampak industri pariwisata di Lombok, perlu diperhatikan oleh pemangku kepentingan termasuk juga para pelaku industri pariwisata. Salah satunya adalah dengan memberikan informasi satu pintu, secara up to date melalui teknologi informasi dalam bentuk situs resmi website yang dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Dalam situs website itu akan memberikan informasi yang valid  berbagai perkembangan setiap saat dari semua sisi. Sehingga wisatawan bisa mendapatkan informasi yang valid dan bertanggungjawab serta cepat dan akurat. ‘’Perlu ada website sebagai media informasi yang cepat, tepat serta akurat dapat dipertanggungjawabkan.  Informasi melalui situs media yang dikelola langsung instansi teknis terkait, bisa cepat di akses oleh wisatawan,” kata Gde Pitana.

Selain membenahi sistem informasi yang cepat dan akurat dalam satu website, Gde Pitana juga menyarankan kepada pemangku kepentingan di Provinsi NTB untuk tidak menggunakan istilah  kata ‘crisis center’ terkait penanganan dampak erupsi gunung Agung. Karena kata  krisis ini seolah-olah kejadian erupsi gunung Agung itu sudah sangat kritis di Provinsi NTB. Padahal, kondisinya berbanding terbalik, di mana Lombok –Sumbawa tetap dalam keadaan baik-baik saja dan aman.

Mengenai adanya buka tutup penerbangan di BIL menjadi hal yang biasa terjadi, ketika ada bencana alam seperti letusan Gunung Agung yang tidak bisa diprediksi secara ilmiah. “Keberadan website yang mempublikasikan informasi yang akurat secara cepat akan dapat membantu para wisatawan dalam mengambil langkah, ketika  suasana seperti sekarang ini,” jelasnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Dr H Rosiadi Sayuti mengharapkan ada langkah-langkah  solusi yang cepat dan tepat dalam memberikan informasi kepada para wisatawan. Seperti kondisi setiap waktu kondisi bandara BIL  apakah ada penerbangan yang dibuka atau sebaliknya. Sehingga para wisatawan bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

“Informasi ini sangat penting, terkait kondisi di NTB dan juga mengenai transportasi alternatif yang bisa digunakan oleh wisatawan yang datang maupun yang pulang ke daerah mereka,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H Lalu Faozal mengatakan, bahwa pihaknya akan segera merealisasikan pembentukan website yang memberikan atau menyampaikan informasi perkembangan pariwisata di NTB setiap saat up to date. “Untuk website dalam waktu secepatnya akan kita bentuk. Untuk informasi akan dihimpun dan dipublikasi di website tersebut up to date,” jelasnya.

Sementara General Manager PT Angkasa Pura I BIL, I Gusti Ngurah Ardita menambahkan, perkembangan terkait pembukaan dan penutupan penerbangan setiap waktu tetap dikomunikasikan bersama pihak maskapai . Pembukaan dan penutupan penerbangan tetap memperhatikan keamanan, karena itu, kondisi perkembangan erupsi letusan gunung Agung, yang berkaitan dengan debu dan asap letusan, selalu berkoordinasi dengan BMKG dan pihak terkait lainnya.

Baca Juga :  Erupsi Gunung Agung, Lembar Kena Limpahan BIL

“Untuk penerbangan, kami utamakan keselamatan. Ketika sudah aman, maka kami membuka penerbangan dengan tetap setiap saat berkoordinasi bersama maskapai dan juga memberikan informasi kepada pihak terkait lainnya,” pungkasnya.

Operasional BIL sendiri  masih buka tutup dampak letusan Gunung Agung Bali. Sempat ditutup pada hari Sabtu lalu (2/12) pada pukul 06.00 Wita hingga pukul 08.50 Wita, pada  hari Minggu kemarin (3/12), BIL beroperasi normal.  “Saat ini operasional airlines juga kembali normal. Penerbangan internasional direncanakan on schedule untuk Airasia tujuan Kuala Lumpur dan Silk Air tujuan Singapura,” kata  General Manager PT Angkasa Pura I BIL I Gusti Ngurah Ardita, Minggu kemarin.

Begitu juga sehari sebelumnya, kendati sempat ditutup namun masih normal.  Hanya satu penerbangan domestik yang dibatalkan untuk  yaitu penerbangan menuju Bima yang dikarenakan alasan operasional. ”Sedangkan untuk penerbangan internasional jumlah flight yang dibatalkan terdapat 4 penerbangan oleh Airasia dari Kuala Lumpur menuju Lombok maupun sebaliknya atas permintaan airlines tersebut,” tambahnya.

Sejak Gunung Agung meletus, aktivitas penerbangan di BIL beberapa kali ditutup. Pada hari Kamis 30 November 2017 penutupan dilakukan pada  pukul 10.37 WITA hingga pukul 00.00 WITA dikarenakan Volcanic Ash Gunung Agung di Bali sudah mengarah ke pulau Lombok.  Sebelumnya BIL juga ditutup dua kali pada tanggal 26 dan 27 November 2017 lalu.“ Pada saat ditutup itu, jumlah flight yang berdampak setelah terbitnya notam close di Lombok International Airport untuk kedatangan sebanyak 33 flight dan keberangkatan sebanyak 36 flight. Untuk jumlah flight yang berangkat saat itu, sebanyak 4 flight dengan jumlah penumpang 345 orang. Sedangkan untuk kedatangan sebanyak 5 flight dengan jumlah penumpang 539 orang,” jelasnya.

Kendati sudah beroperasi secara normal,otoritas bandara setempat masih terus melakukan beberapa langkah antisipasi terkait aktivitas Gunung Agung itu. Evaluasi dilakukan setiap 6 jam sekali.“Karena aktivitas Gunung Agung ini tidak bisa kita prediksikan. Maka kita terus  melakukan pemantauan. Tapi untuk saat ini sudah  aman setelah sebelumnya sempat ditutup,”ungkap General Manager PT Angkasa Pura I BIL I Gusti Ngurah Ardita, Minggu kemarin.

Disampaikanya, pihak bandara sendiri hingga saat ini, masih terus membuka posko pelayanan terpadu yang berada di lobi terminal penumpang. Posko layanan terpadu itu yang akan menjadi pusat atau tempat informasi bagi para penumpang.(luk/cr-met)

Komentar Anda