SELONG—Untuk kali pertama Alumni Sekolah Menangah Atas Negeri (SMAN) 1 Selong angkatan 1984 mengadakan reuni alumni di kawasan wisata Kerandangan, Senggigi, Minggu lalu (30/10), yang diprakarsai H. Nining, H. Yani dan Irawan, yang ternyata mendapat sambutan antusias. Tidak terasa, 32 tahun setelah lulus baru bisa bertemu kembali, sehingga momen tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh alumnus tersebut.
Setelah berjumpa, ternyata lulusannya telah menyebar keberbagai tempat dengan berbagai bidang pengabdian, baik swasta, BUMN, BUMD, instansi pemerintah, dosen, dan lainnya. Selain tinggal di kawasan NTB terutama Pulau Lombok dan Sumbawa, alumninya ternyata juga menyebar di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Pekan Baru, Denpasar, dan lainnya.
Suasana keakraban terkesan sangat lucu, dimana satu dengan yang lain akhirnya saling bertanya, dan tidak saling kenal lagi, karena perubahan wajah dan badan yang berbeda kala SMA dulu. Setelah saling mengetahui, akhirnya pelukan dan saling kangen-kangenan pun tak bisa dihindari. Bahkan acara selfi seperti menjadi kegiatan wajib, meskipun sang pembawa acara meminta perhatian peserta reuni.
Untuk mengakrabkan kegiatan tersebut diadakan acara kenal mengenal, senam, karaoke, game-game dan berbagai kegiatan lainnya mulai pukul 09.00 Wita hingga 17.00 Wita. Tentu irama musik tidak pernah diam, mengiringi Hj. Nining memanggil satu persatu peserta yang hadir.
Demikian juga Hj. Yani yang memprakrasi kegiatan tersbut, berterima kasih kepada peserta yang cukup banyak. Lain halnya Irawan yang menyiapkan tenda dan sound system terlihat bekerja ekstra untuk mempersiapkan kelancaran kegiatan tersebut.
Salah satu peserta reuni, Syahril Majidhi berharap kepada panitia yang ada, untuk dijadikan panitia abadi, guna mempersiapkan acara serupa ditahun-tahun mendatang, setelah sukses menggelar acara tersebut.
Udara yang mendung tanpa turun hujan, membuat suasana lebih eksotik dan membuat alumnus SMAN 1 Selong tersebut memanfaatkan reuni dengan optimal, serta berharap agar kegiatan serupa terus dilakukan untuk menyambung silaturahmi. “Deruan ombak yang cukup keras ini menjadi saksi keakraban reuni,” sahut Bambang yang kini jadi Dosen di Unram. (*)
