Belasan Warga Desa Timu Bima Diduga Keracunan Jamu

Belasan Warga Diduga Keracunan Jamu
KORBAN: Camat Bolo Mardianah saat melihat langsung korban warga Desa Timu di Puskesmas Bolo. (SYARIF/RADAR TAMBORA)

BIMA-Belasan warga Desa Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima mengalami keracunan setelah meneguk jamu tradisional (Loi Pakombo).

Sejumlah korban langsung dilarikan ke Puskesmas Bolo untuk mendapatkan perawatan medis lantaran diare. Kepala Desa Timu Arsyad H Djamaluddin menyampaikan, belasan warganya harus diopname sejak Jumat (11/8) lalu. Yakni tiga orang dirawat di RSU Sondosia, enam orang dirawat di Puskesmas Bolo, satu di RSU Dompu dan enam orang dirawat di rumah masing-masing. “Mereka diopname karena diare,” tuturnya.

Kata dia, penyebab warga hingga mengalami diare ini belum diketahui jelas. Namun besar dugaan jika para korban meminum jamu tradisonal. “Dugaan minum jamu sesuai cerita warga. Meski begitu, kepastian apa yang dialami warga ini masih menunggu pemeriksaan pihak medis,” terangnya.

Sementara itu, korban Nur Fitriani warga RT 03 dan Khaerunisa warga RT 14 saat dikonfirmasi mengaku keracunan usai meminum jamu pada Kamis (10/8). Jumat (11/8) mereka mengalami diare hingga diopname di puskesmas setempat. “Penjual jamu ini milik warga Timu juga. Dan sudah menjadi langganan kita. Tapi kali ini kita mengalami diare,” terangnya.

Baca Juga :  Warga Gapuk Rebutan Jatah PJU

Sementara itu, Kepala PKM Bolo Nurjanah S Kep belum bisa memastikan kondisi pasien. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan Tim Progremer Surveilen dan Progremer Casling yang menelusuri sejumlah pasien yang mengonsumsi obat tersebut,” ujarnya.

Selain itu, para tim ini juga lagi mengumpulkan bukti-bukti pembuatan jamu yang digunakan penjual. Kemudian akan dilakukan uji laboratorium. “Sebelum hasil ini belum diketahui, kami belum bisa memastikan penyebab hingga pasien ini mengalami diare,” tuturnya.

Dijelaskan, dalam fakta lain terkait pasien diare yang dirawat di Puskesmas Bolo ini sedikit meningkat. Bukan saja yang dialami warga Desa Timu tapi juga dialami warga desa lain. “Dengan fakta ini juga kita bisa simpulkan bukan karena minum jamu. Tapi memang bisa terpengaruh perubahan musim,” terangnya.

Baca Juga :  Dikes :Kenaikan Tarif Kesehatan Bukan Untuk Warga Miskin

Sementara itu, Dokter Puskesmas Bolo dr H Djatmiko menyampaikan, apa yang dialami warga Desa Timu belum pasti karena keracunan jamu. Akan tetapi hanya diare biasa. Apalagi saat ini kondisi penyakit diare meningkat. Hal itu bukan dialami warga Desa Timu saja. Tapi juga dialami warga Desa Rasabou, Rato dan desa lainnya. “Intinya saat ini penyakit diare lagi meningkat. Sesuai data pasien yang masuk di PKM Bolo,” tuturnya.

Kata dia, tingginya penyakit diare disebabkan karena perubahan musim. Kemudian didukung kebiasaan warga berkonsumsi air mentah. “Faktor itu yang berpengaruh munculnya penyakit diare tersebut. Namun yang lebih utama warga harus menjaga lingkungan sekitar,” pungkasnya. (sya)

Komentar Anda