Bawaslu Dalami Dugaan Kampanye Terselubung Pj Ketua TP PKK

WORKSHOP: Pj Ketua TP PKK NTB, Ir Hj Lale Prayatni Gita Ariadi menjadi narasumber dalam workshop pengembangan karakter yang diselenggarakan OSIS se Kota Mataram, Kamis (4/1). (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi NTB akan mendalami dugaan pelanggaran kampanye yang melibatkan istri Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, yang juga Caleg DPRD NTB, Dapil Kota Mataram, dari Partai Golkar, Ir Hj Lale Prayatni, pada  kegiatan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) tingkat SMA/SMK se-Kota Mataram.

Dalam kegiatan tersebut, Pj Ketua TP PKK NTB Lale Prayatni hadir sebagai narasumber untuk materi pengembangan karakter bagi pengurus OSIS. Kegiatan yang digelar di Aula SMAN 1 Mataram, Kamis (4/1) lalu tersebut, istri Pj Gubernur NTB didampingi Kepala Dinas Dikbud NTB, Aidy Furqan.

Terkait hal tersebut, Ketua Bawaslu NTB Itratip mengaku pihaknya telah mendapatkan informasi awal. “Kami sudah dapat informasi kegiatan istri Pj Gubernur NTB yang juga merupakan salah satu Caleg Provinsi tersebut,” katanya kepada awak media di Kantor Bawaslu NTB, Jumat kemarin (5/1).

Pihaknya mengaku baru memperoleh bukti dalam bentuk foto. Sebab itu, Bawaslu akan melakukan pendalaman apakah dalam kegiatan tersebut, dapat masuk kategori kampanye seperti adanya penyampaian visi-misi, hingga pesan memilih Caleg tertentu. Bukti itu akan menjadi jalan untuk mengungkap dugaan kampanye tersebut.

“Kami akan telusuri dan dalami yang kira-kira memiliki dokumen audio atau audio visual. Apakah ada ajakan untuk memilih yang bersangkutan, baik dilakukan langsung maupun diwakili pejabat atau ASN yang hadir,” ujar Itratip.

Kesempatan itu, dia juga memberikan imbauan secara terbuka kepada pejabat agar lebih selektif memilih narasumber di tahun politik sekarang ini untuk agenda-agenda publik. Hal itu penting dilakukan, guna menjaga persepsi publik.

Menurutnya, Jangan sampai kehadiran tokoh yang menjadi narasumber, justru melahirkan persepsi yang kurang baik, sehingga memicu kontroversi. “Kadis jangan bermain api. Agar lebih selektif lagi melakukan sensor terhadap narasumber kegiatan yang mereka lakukan,” pesannya.

Baca Juga :  Pemprov Optimis Bayar Utang 2021

Sebelumnya, dalam keterangan pers Pemprov NTB dijelaskan, bahwa Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) NTB, Lale Prayatni menjadi narasumber dalam workshop Pekar (Pengembangan Karakter) yang diselenggarakan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) se Kota Mataram.

Dengan mengusung tema ciptakan karya bersama dengan karakter berjiwa kuat, berintegritas, dengan mental sehat, pada workshop tersebut, Bunda Lale, sapaan akrab Pj Ketua TP PKK NTB, menekankan pentingnya menerapkan Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAREDI) sebagai panduan dalam mendidik generasi muda di tengah kemajuan teknologi.

Dalam paparannya, Bunda Lale menyampaikan PAAREDI ditujukan untuk meningkatkan peran keluarga (orang tua) dalam membentuk dan membangun karakter setiap anggota keluarga dengan menerapkan pola asuh yang tepat, sehingga pola asuh remaja di era digital mampu mewujudkan karakter keluarga yang berakhlak mulia dan bermoralkan falsafah Pancasila.

“Era digital membawa dampak signifikan pada pola asuh anak dan remaja. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pendidik dan orang tua untuk mengadopsi PAAREDI. Ini bukan hanya tentang pengawasan, tetapi juga membimbing anak-anak kita dalam menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab,” jelas Bunda Lale.

Lebih lanjut disampaikan Bunda Lale, bahwa TP PKK NTB memiliki program yang dinamakan PKK Goes to School, yang ditujukan untuk lebih dekat dengan anak-anak remaja.

Bunda Lale juga memaparkan Latar belakang dihadirkannya PAAREDI oleh TP PKK Provinsi, diantaranya meningkatnya penyalahgunaan Napza di kalangan anak remaja. Sehingga pada tanggal 28 Oktober 2023 kemarin, Ketua TP PKK membuat ikrar pelajar anti narkoba dan kekerasan untuk diikrarkan setiap apel upacara bendera, guna mencegah hal-hal tersebut terjadi.

Baca Juga :  Mandari Divonis Bebas, Jaksa Kirim Memori Kasasi

Sekaligus untuk mencegah meningkatnya angka kekerasan dalam rumah tangga, dan jumlah kekerasan terhadap anak, meningkatnya angka perdagangan anak, dan menurunnya nilai-nilai gotong royong di individu dan masyarakat.

“Tentu latar belakang hadirnya PAAREDI ini diantaranya meningkatnya penyalahgunaan Napza di kalangan anak remaja, kekerasan dalam rumah tangga dan anak,” jelas Bunda Lale.

Workshop itu dihadiri oleh perwakilan OSIS dari berbagai sekolah di Kota Mataram. Bunda Lale berbagi pengalaman dan wawasan tentang bagaimana teknologi dapat menjadi alat pendidikan yang efektif dan sekaligus memahami risiko-risiko yang mungkin timbul, bahkan Bunda Lale mengajak para pelajar yang hadir untuk menjadi Konselor muda untuk teman-teman sebayanya agar permasalahan remaja yang ditemui tidak dilampiaskan pada hal-hal negatif (kekerasan, bullying, pernikahan dini, dan Narkoba).

“Untuk anak-anaku yang hadir mewakili teman-temannya dari sekolah masing-masing, mari menjadi konselor sebaya untuk memberikan mereka pemahaman terkait bahayanya pernikahan dini, Narkoba, bullying dan kekerasan,” tambah Bunda Lale.

Peserta workshop juga diajak untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman dalam menghadapi tantangan yang muncul, seiring dengan perkembangan teknologi. Bunda Lale berharap agar kegiatan tersebut, dapat menjadi wahana untuk membangun kesadaran bersama dalam mendidik generasi muda yang tangguh di era digital. “Semoga kegiatan ini menjadi wadah dalam membangun generasi muda yang tangguh di era digital,” tutupnya. (yan)

Komentar Anda