Air Pasang Terjang Ratusan Rumah

????????????????????????????????????

MATARAM- Ratusan rumah di sepanjang pantai Ampenan diterjang air laut pasang kemarin. Warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

 Air pasangan menerjang rumah-rumah warga di sebelas lingkungan di empat kelurahan masing-masing Kelurahan Bintaro Jaya, Ampenan Tengah,  Tanjung Karang dan Ampenan Selatan.

Di Kelurahan Bintaro Jaya, air merendam rumah warga di Lingkungan Bintaro Jaya, Pondok Perasi,  Lingkungan Bugis, Telaga Mas dan Dende Saleh. Total lima lingkungan yang mengalami kondisi terparah dimana ada 102 unit yang kena.

Di Kelurahan Ampenan Tengah, rumah warga yang kena bencana terdapat di Melayu Bangsal, Melayu Tengah dan Melayu Timur. Lingkungan Melayu Bangsal yang paling parah. Warga hanya bisa pasrah dengan kejadian ini sambil membuat tanggul darurat menggunakan karung berisi pasir.

Hamdan, salah satu warga, mengaku kecewa lantaran pemerintah telat merespon kejadian ini. Padahal sejak pagi warga sudah melapor.” Tidak ada respon. Kepala BPBD Kota Mataram sudah kita telpon,” ungkapnya kepada Radar Lombok.

Selain merusak rumah, air juga merusak perahu nelayan. Pakaian yang kebetulan masih di jemuran juga hanyut dibawa air.” Gelombang sudah empat hari mulai nampak, kita juga libur melaut, ungkapnya.

Baca Juga :  Tunjangan Rumah Dewan Capai Rp 6,24 Miliar

Sementara itu di Kelurahan Ampenan Selatan ada empat lingkungan yang terkena dampak yakni Lingkungan  Karang Panas, Karang Buyuk, Tangsi dan Gatep. Di sini juga sama, puluhan rumah warga serta perahu mereka rusak. Sementara lingkungan yang kena di Kelurahan Tanjung Karang masing-masing Tanjung Karang dan Tanjung Karang Selatan.

Sebagian warga memilih mengungsi ke rumah kerabat mereka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Warga Melayu Bangsal, Rumdah, mengakui gelombang pasang setinggi 12 meter ini baru pertama kali terjadi. Ia mengira terjadi tsunami. Ia bersama keluarga menyelamatkan harta yang bisa diselamatkan.

Setelah kejadian, Nampak pula anggota DPRD Lombok Barat Fuad Bawasaq turun langsung ke rumah warga. Ia kesal dengan Pemkot yang tidak merespon. Ia mengaku telah beberapa kali menghubungi Kepala BPBD Kota Mataram H. Supardi, namun tidak ada respon. “ Apa harus nunggu korban baru turun,” ungkapnya.

 

Baca Juga :  Mesin Pengolahan Air Berharga Miliaran, Mangkrak

Ini dianggap gelombang pasang terbesar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram H Supardi yang dikonfirmasi mengaku telah menerima informasi dari warga. Sesuai dengan aturan, untuk penyaluran bantuan dari pihak kelurahan memberikan informasi baru ke BPBD. “ Itu gelombang pasang yang kita tidak bisa tebak, cuaca saat ini tidak bisa diprediksi, kadang hujan kadang tidak,” ungkapnya.

Ia mengklaim telah berkoordinasi dengan Tagana serta Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mengecek rumah warga yang rusak, serta tetap standbye di beberapa lokasi yang rawan diterjang gelombang. Ia berharap warga tetap waspada. Apalagi musim tidak menentu seperti saat ini.

Sementara itu Walikota Mataram H. Ahyar Abduh yang dikonfirmasi menyikapi beberapa protes warga. Ia berjanji akan menegur Kepala BPBD Kota Mataram. “ Saya sudah minta segera direspon.  Ini jadi bahan evaluasi saya,” katanya.

Ia meminta semua dinas segera bergerak menyikapi beberapa keluhan masyarakat saat ini. Apalagi terkait bencana daerah, serta melakukan pendataan pada rumah-rumah warga yang rusak diterjang gelombang.(dir)

Komentar Anda