58 Truk Pengangkut Ternak Tertahan di Pelabuhan Gili Mas

TERTAHAN: Akibat kekurangan kapal, puluhan truk pengangkut ternak sapi asal Bima masih tertahan di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lobar. (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Sebanyak 58 truk bermuatan ternak sapi asal Bima, yang rencananya akan dikirim ke Pulau Jawa, hingga Senin, 22 Mei 2023, masih tertahan di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, akibat kekurangan kapal pengangkut yang akan membawa ternak ke Pulau Jawa.

“Hari ini masuk 58 truk yang mengantri di Gili Mas. Mungkin lusa baru bisa kita angkut, menunggu rate berikutnya. Karena kapal tol laut kita kurang satu akibat terbakar,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) NTB, HL Mohammad Faozal, saat ditemui di Mataram, Senin (22/5).

Menurut Faozal, pergerakan ternak ini harus ditata mulai dari hulu ke hilir. Penataan di tingkat hulu bisa dilakukan, mulai dari berapa jumlah kuota yang bisa keluar dari NTB, agar bisa disesuaikan dengan penggunaan moda transportasi. “Ternak ini mestinya menggunakan transport khusus. Itu yang disiapkan oleh Pemprov melalui tol laut yang memang dikhususkan untuk ternak,” katanya.

Tapi karena sudah terlanjur menggunakan jalur moda transportasi darat, yakni truk dan lainnya. Maka Pemprov memfasilitasi penggunaan angkutan laut yang sebenarnya bukan diperuntukkan mengangkut ternak. ”Ini angkutan penumpang yang kita pakai, walaupun roro. Jadi fasilitasinya betul-betul maksimal, karena pergerakan truk ini tidak bisa ditahan lagi,” terangnya.

Faozal menyebut di Pelabuhan Gili Mas, ada tiga kapal dengan tujuan ke Tanjung Wangi. Kemudian ada di ASDP sebanyak enam kapal dengan tujuan ke Ketapang, dan sisanya ke Tanjung Perak ada dua kapal dalam sehari. “Ini terus kita lakukan fasilitasi untuk bisa dimaksimalkan pemanfaatan dari angkutan,” ujarnya.

Terkait adanya truk yang tertahan di Pelabuhan Gili Mas. Dikatakan Faozal memang harus menunggu jadwal kapal, dan disesuaikan dengan kapasitas kapal. “Sekarang ada pergerakan ternak, ya kita fasilitasi. Tapi harus antri,” ucapnya.

Baca Juga :  Pimpinan DPRD NTB Dimosi Tidak Percaya

“Kita minta yang Cemara Tiga akan merapat di Calabai. Mudah-mudahan bisa merapat hari ini atau besok kapasitasnya 550. Sementara kita minta dua kapal, yang mau datang itu satu kapal mulai besok,” imbuh Faozal.

Kalau upaya untuk mengurai tidak ada, karena Pelabuhan Lembar sudah diatur seperti itu, dan jumlah kapal tidak mungkin bertambah. Disamping itu, kapal yang menuju ke Pelabuhan Lembar rata-rata menggunakan subsidi, sehingga tidak mungkin ternak diberikan subsidi.

“Banyak penumpang yang komplain dengan adanya truk angkutan ternak. Karena bau kotoran ternak. Bisa dibayangkan lama berlayar 22 jam dari Oasis ke Perak, atau 16 jam ke Ketapang. Jadi harus dipastikan tidak mengganggu penumpang,” ujarnya.

Meski begitu, pihaknya berupaya untuk memaksimalkan fasilitas yang diberikan, yakni bisa naik 7 atau 8 truk dalam satu kapal. Tapi dengan catatan peternak harus tanda tangan surat pernyataan bahwa tidak akan menuntut pemerintah jika ada kerugian atau ternak mati.

“Catatan kapal itu tidak semuanya dek terbuka, ada juga kapal yang dek tertutup. Pengalaman tahun lalu dia (peternak), ada yang tuntut ke Dishub karena ternak mati tiga ekor. Makanya sekarang peternak diminta untuk tanda tangan pernyataan, tidak akan nuntut kalau ternaknya mati,” ujar Faozal.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB, Khaerul Akbar saat dikonfirmasi membenarkan bahwa puluhan truk yang akan membawa hewan ternak sapi ke DKI Jakarta, masih tertahan di Pelabuhan Gili Mas dan Pelabuban Lembar. Tapi Pemprov NTB sedang mengupayakan bagaimana puluhan truk ini bisa segera diberangkatkan.

Baca Juga :  Jelang Superbike, Penyelesaian Lahan Warga Belum Tuntas

“Masih telantar karena ketersediaan kapal kurang. Inshaallah besok ada 35 truk yang akan diberangkatkan lewat Pelabuhan Lembar, dan besok Rabu dini hari ada 55 truk bisa terangkut,” ujarnya.

Dikatakan Khaerul ternak sapi asal Bima yang akan dibawa ke DKI Jakarta ini mestinya lewat tol laut pada 28 Mei 2023 nanti. Cuma dari peternak banyak tidak mau, dan memilih agar ternak asal Bima ini lewat darat. “Karena tergiur lebih cepat sampai Jakarta. Sebab, ternak ini untuk kebutuhan hewan kurban. Jadi ini banyak dialihkan lewat Dompu via darat,” terangnya.

Kendati demikian untuk mengantisipasi membludaknya truk pengangkut ternak di Pelabuhan Gili Mas. Pihaknya akan menahan laju pengiriman ternak dari Bima menuju Pulau Lombok. Sedangkan pemenuhan pakan maupun air bagi ternak sebelum diberangkatkan, sudah ada bantuan dari Pemprov dan BPBD.

“Beberapa kekurangan akan kita dibantu akomodasinya untuk mendapatkan air dan pakan. Untuk kesehatan ternak kita sudah suntikkan vitamin. InshaAllah bersama Dinas Perhubungan kita upayakan pengangkutan ternak sudah bisa dilakukan besok,” tandasnya.

Disisi lain banyaknya ternak yang dikirim ke luar daerah menandakan geliat ekonomu daerah semakin bagus. Jumlah ternak yang dikirim ke DKI Jakarta ini mencapai 20 ribu lebih.

Sementara salah satu peternak Maliki mengaku khawatir sebab sudah empat hari tertahan di Pelabuhan Gili Mas dan pakan untuk ternak miliknya juga mulai habis. “Kemarin kita sewa mobil dan ambil sendiri pakan jerami di tempatnya. Tapi sekarang mulai ada bantuan dari dinas menyiapkan mobil untuk cari pakan. Makanya kita bersyukur,” pungkasnya. (cr-rat)

Komentar Anda