30 Lapak Pasar Renteng Disegel

Raden Roro Sri Mulianingsih (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Tengah menyegel sekitar 30 lapak pedagang pasar Renteng Kecamatan Praya. Hal ini dilakukan karena para pemilik lapak ini tidak pernah menempati lapak mereka semenjak pasar renteng tersebut dioperasikan.

Kabid Perdagangan Disperindag Lombok Tengah, Raden Roro Sri Mulianingsih Barsyad menyebutkan, ada sekitar 40 lapak yang belum ditempati para pedagang dari ratusan lapak yang ada di pasar Renteng. Dari 40 lapak tersebut, ada 30 lapak yang sudah disegel atau diambil alih dinas dari pedagang. Sementara 10 lapak masih diberikan kesempatan bagi para pedagang untuk menempati dan membayar retribusi secara rutin. “Penyegelan yang kita lakukan terhadap lapak yang belum ditempati ini setelah melalui proses yang panjang. Awalnya kita berikan peringatan berupa SP1, SP2 dan SP3. Tapi karena tidak diindahkan, makanya kita lakukan tindakan tegas dengan melakukan penyegelan kepada 30 lapak dari 40 lapak yang dari peresmian sampai saat ini belum ditempati,” ungkap Raden Roro Sri Mulianingsih Barsyad kepada Radar Lombok, Selasa (10/5).

Raden Roro menambahkan, pihaknya masih memberikan kesempatan bagi pedagang untuk menempati sepuluh lapak yang telah ditentukan ini. Tapi dengan berbagai alasan para pedagang belum mau menempati lapak tersebut, mulai dari lokasi lapak yang sepi hingga para pedagang yang masih mencari modal untuk berjualan. Karena para pedagang yang belum menempati lapak tersebut merupakan para pedagang yang menjadi korban kebakaran pasar Renteng yang mengalami kerugian cukup besar. “Lapak yang kita segel ini rata-rata lapak di area timur yang kayak lorong yang tipe C. Kemungkinan pasar area timur agak sepi ditambah modal pedagang itu juga masih kurang. Kita memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor HP para pedagang yang belum menempati lapak mereka. Kita juga rutin melakukan komunikasi, dan lapak yang yang kita segel adalah lapak yang pemiliknya sudah tidak bisa dihubungi,” tambahnya.

Baca Juga :  Lamban Tangani Kasus BLUD RSUD Praya, Kajari Loteng Diminta Angkat Kaki

Raden Roro juga mengaku, pedagang yang belum menempati lapak mereka adalah yang jual barang pecah belah, pakaian, dan sandal hingga perlengkapan lain sebagainya. Tapi karena alasan sepi, para pedagang ini sudah diantisipasi dengan cara menggelar pasar murah minyak goreng di lapak sebelah timur. Hasilnya ternyata warga ramai mendatangi lapak di sebelah timur. “Yang menjadi masalah juga ternyata banyak para pedagang yang menempati emperan dan tidak menempati lapak mereka dengan alasan karena lapak mereka sepi. Padahal jika mereka tetap bertahan para pedagang ini, maka para pembeli pasti akan datang. Buktinya banyak juga kok pedagang di wilayah timur ini yang dagangan mereka laris terjual karena tergantung apa yang mereka jual,” tambahnya.

Baca Juga :  Loteng Kekurangan Perawat dan Bidan

Terlebih, dinas sudah memberikan kemudahan dengan memberikan kelonggaran dalam pembayaran retrebusi. Pasalnya, dalam peraturan bupati tertuang retribusi di pasar renteng Rp 5000. Namun para pedagang selama ini membayar dengan nominal yang lebih murah. “Yang jelas kita berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pedagang. Meski para pedagang tidak pernah membayar retribusi sejumlah yang tertera dalam perbup. Tapi kalau masih tetap ada yang membandel, termasuk yang 10 lapak yang masih kita berikan kesempatan, maka tetap kita akan tindak,’’ tandasnya. (met)

Komentar Anda