GIRI MENANG – Menyambut bulan suci Ramadan 1437 H, warga Dusun Parabe Desa Batu Mekar Kecamatan Lingsar Lombok Barat punya tradisi yang rutin digelar.
Warga ramai-ramai datang berziarah ke makam sanak saudara mereka. Warga menyebut tradisi ini sebagai 'roah massal' yang diisi pembacaan surat Yasin dan do'a bersama. " Acara roah massal di kuburan ini sebagai bentuk mengingat Allah SWT agar kita semakin berbuat baik selama bulan puasa," kata Kepala Dusun Parabe Misbah, Minggu kemarin (5/6).
Menurutnya, roah massal ini sangat berkaitan dengan bulan Ramadan dalam rangka mengingat Allah SWT, kematian dan berbuat baik kepada orang lain. Maka, kegiatan roah massal ini dilaksanakan diatas kuburan. Pada bulan Ramadan banyak barokah yang dapatkan jika melakukan perbuatan baik. Kelebihan-kelebihan pada bulan Ramadan ini harus diperhatikan masyarakat khususnya warga Dusun Palabe.
Diceritakan Misbah, roah massal yang dirangkai dengan yasinan telah berlangsung sejak empat tahun terakhir. Dulu masing-masing masyarakat setempat menggelar roah di rumahnya sehingga banyak
yang terlambat naik teraweh. Dengan melihat kondisi seperti itu, tokoh agama dan masyarakat berinisiatif untuk mengajak yasinan secara bersama-sama di atas kuburan agar lebih singkat dan memperkuat tali silaturahim.
Dalam roah massal ini terangnya, dirangkaikan dengan kegiatan pengajian yang disampaikan salah seorang tokoh agama setempat, kemudian dilanjutkan dengan yasinan dan tahlilan. Setelah rangkaian kegiatan selesai, masyarakat mengeluarkan persajian 'dulang' untuk makan bersama-sama. Kegiatan ini, diikuti semua masyarakat baik kecil, dewasa, dan para tetua ikut merayakannya. Dusun Parabe memiliki penduduk seribu jiwa lebih dengan jumlah 320 Kepala Keluarga (KK). Mereka hidup rukun penuh kedamaian. Sebagian besar warga bermukim di pinggir hutan. Untuk menuju kampung ini harus melewati tanjakan dengan kondisi jalan yang rusak.
Pada kesempatan ini pula, hadir seorang anggota DPRD Lombok Barat Fuaduzzakiyah. Ia pun mengapresiasi kegiatan semacam ini menyambut bulan suci Ramadan dengan menggelar yasinan, bukan membunyikan petasan. Sehingga tradisi seperti ini bisa dicontoh generasi selanjutnya. Pada saat menghadiri acara ini, ia memberikan 50 buku yasinan dan bantuan bangunan masjid. " Kegiatan semacam ini harus dipertahankan," tuturnya.(flo)