Wagub: Selakar Akulturasi Budaya Sasambo di NTB

MATARAM—Pelaksanan gema selakaran Barzhanji yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi NTB, dan diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Mataram, berhasil memecahkan rekor MURI, dengan diikuti oleh 10 ribu peserta yang berasal dari seluruh kelompok selakaran, santri dan masyarakat Kota Mataram.

Dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur NTB, HM Muhammad Amin, gema Selakar Barzhanji dalam rangka menyambut MTQ Nasional ke-26 NTB yang dipusatkan di Kota Mataram. Bahkan barisan peserta pelaksanaan Selakar Barzhanji ini mencapai sekitar 1 kilo meter, yang berjejer sepanjang Jalan Langko dan Jalan Pejanggik.

Dalam sambutan, Wakil Gubenur NTB, H. Muhammad Amin mengatakan
Selakar Barzhanji merupakan sebuah tradisi yang sudah turun-temurun dilaksanakan oleh masyarakat NTB. Tidak hanya di Lombok, Selakaran juga ada di pulau Sumbawa. "Selakaran ini menjadi akulturasi budaya Sasak, Sumbawa dan Bima,” tegasnya Kamis kemarin (28/7).

Kesempatan itu, Amin juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada masyarakat Kota Mataram, dan Pulau Lombok pada umumnya yang hadir. Karena dengan kehadiran masyarakat ditempat ini, sekaligus menunjukan kalau masyarakat Kota Mataram peduli akan tradisi budaya dan siap untuk mensukseskan pelaksanaan MTQ di NTB. "Terimakasih untuk semua masyarakat Mataram," ungkapnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini adalah kegiatan yang spektakuler bagi NTB dan Kota Mataram pada khususnya. Dan kegiatan ini bisa dibuktikan kepada Indonesia dan dunia. “Ini menjadi bukti Mataram dan NTB mampu melaksanakan MTQ. Mari kita jaga kondusifitas daerah, dan tanggal 30 Juli MTQ akan dibuka Presiden," imbuh Amin.

Sementara Senior Manager MURI, Yusuf Ngadri mengatalan, bahwa pembacaan Selakar Barzhanji ini akan dicatat sebagai rekor baru di Indonesia oleh MURI. Karena rekor yang lama di Bangka Belitung dan Bengkulu sudah dipecahkan
oleh NTB, bertempat di Kota Mataram.

“Pada hari ini Mataram memecahkan dua rekor MURI, yakni menyanyikan bersama Mars MTQ oleh 93 ribu anak-anak. Dan Selakar Barzanjhi yang dilantunkan 10 ribu kelompok zikir zaman. Ini kegiatan yang sangat spektakuler menyambut MTQ,” jelas Yusuf.

Sedangkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, HL Moh. Faozal, usai pemecahan rekor MURI menyampaikan, bahwa dua kegiatan spektakuler yang digelar sebelum MTQ Nasional, karena tercatat di MURI, sekaligus di beritakan berbagai media massa, baik lokal maupun nasional, tentu memiliki dampak positif terhadap promosi kepariwisataan di NTB.

“Berlangsungnya MTQ Nasional di Mataram, maka semua mata dan telinga masyarakat Indonesia saat ini sedang tertuju ke NTB. Dengan adanya dua pemecahan rekor MURI sekaligus, maka itu juga akan didengar dan dilihat masyarakat Indonesia, sehingga membuat penasaran para calon wisatawan untuk berkunjung,” tutur Faozal. (ami)