Upsus Pajale Sukses Tingkatkan Produksi Pangan NTB

RAKOR: Kepala BPTP Balitbangtan NTB, Dr. M Saleh Mokthar, Sekretaris Distanbun NTB, Ibnu Fikhi, bersama peserta Rakor dari kabupaten/kota, penyuluh dan jajaran TNI dari Korem, Kodim hingga Koramil dan Babinsa, Selasa (18/4) (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG—Program Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) yang berlangsung untuk musim tanam Oktober-Maret (Okmar) 2016/2017 dinilai telah berhasil meningkatkan luas areal tanam dan produksi tanaman padi dan jagung, serta kedelai di Provinsi NTB.

“Untuk masa tanam Okmar 2016/2017, Upsus Pajale berjalan sukses di NTB,” kata Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTB, Dr. M  Saleh Mokhtar, disela workshop dan rapat koordinasi pendampingan Upsus Pajale Provinsi NTB di salah satu hotel di kawasan wisata Senggigi, Selasa (18/4).

Hadir pada pertemuan tersebut, Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Ibnu Fikhi dan lebih dari 100 orang petugas terkait Upsus Pajale termasuk didalamnya personil TNI seperti Kodim dan Koramil se Provinsi NTB.

Saleh mengatakan, Provinsi NTB sebagai salah satu daerah penyumbang pangan nasional, terus berupaya untuk mempertahankan swasembada berkelanjutan padi dan mencapai swasembada berkelanjutan jagung nasional 2017, serta swasembada kedelai di tahun 2020.

Pendampingan penerapan teknologi merupakan upaya penyebarluasan (diseminasi) teknologi secara terencana, sistematis, dan terkoordinir, agar petani memperoleh bimbingan langsung dari peneliti dan penyuluh, guna memudahkan, mempercepat dan memperluas adopsi. Melalui pendampingan, petani akan mendapatkan bimbingan dalam menentukan komponen teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi, dan penerapan teknologi yang benar.

Dengan demikian, petani benar-benar menerapkan teknologi spesifik lokasi, dilakukan dengan tepat, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan secara nyata dan pada gilirannya akan memotivasi petani untuk mengadopsi teknologi secara berkelanjutan.

Salah satu metode diseminasi dalam pendampingan Upsus swasembada pangan adalah dengan melakukan memberikan pelatihan kepada petugas. “Pelatihan terutama ditekankan pada pemahaman dan penerapan teknologi peningkatan produksi Pajale.  Sehingga target luas areal tanam dan produksi bisa sesuai harapan,” kata Saleh.

Baca Juga :  CCAI Berikan Penghargaan 12 Pemenang Partner for Growth Awards

Kementerian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai 2015 -2017 (UPSUS Pajale) 2015 -2017 melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung lainnya, seperti pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, penerapan teknologi Jajar Legowo, optimasi Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP Kedelai), Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung), penyediaan sarana dan prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian) dan pengawalan/pendampingan UPSUS swasembada pangan.

Dikatakan, pendampingan Upsus Pajale di Provinsi Nusa Tenggara Barat telah berhasil meningkatkan Luas Tambah Tanam Padi (LTT), Luas Tambah Tanam Jagung (LTJ) dan Luas Tambah Tanam Kedelai (LTK). LTT, LTJ dan LTK untuk bulan Oktober 2016 – Maret 2017 berturut-turut mencapai 341.407 Ha, 191.140 Ha dan 15.786 Ha. Sedangkan LTT, LTJ dan LTK per tanggal 17 April berturut-turut mencapai  20.454 Ha, 3.271 Ha, dan 568 Ha.

Sementara Sekretaris Distanbun Provinsi NTB, Ibnu Fikhi mengatakan, program Upsus Pajale yang diprogramkan oleh Kementerian Pertanian RI dari tahun 2015 hingga tahun 2017 mendatang, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai dalam rangka swasembada dan ketahanan pangan nasional. “Upsus Pajale telah mampu meningkatkan produsi tanaman pangan di NTB. Ini tak terlepas dari peran berbagai elemen dalam mensukseskan program ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Triwulan I Ekonomi NTB Tumbuh 4,59 Persen

Ibnu mengatakan, pada musim tanam Okmar 2016/2017, realisasi tanam padi mencapai 341.407 hektar dari target 600 ribu hektar luas areal tanam padi hingga akhir tahun 2017. Ini menunjukan realiasi tanam Okmar 2016/2017 telah jauh melampaui target. Yang cukup membanggakan lagi adalah produksi tanaman padi cukup bagus, meski terjadi cuaca ekstrim dalam hal ini hujan disertai angin. Begitu juga dengan realisasi tanam jagung sudah mencapai 191 ribu hektar dari target luas areal tanama jagung di NTB hingga akhir tahun 2017 mencapai 400 ribu hektar.

Sementara untuk realisasi tanam kedelai di NTB sudah mencapai 15.786 hekar dari target luas areal tanam kedelai hingga tahun 2017 mencapai 91 ribu hektar. Untuk luas tanam kedelai ini Kementan RI menargetkan untuk NTB seluas 71 hektar, namun Pemprov NTB melalui Distanbun NTB menambah target tersebut mencapai 91 ribu hektar.

“Kami memperluas areal tanam kedelai, karena kebutuhan kedelai untuk industri olahan tahu dan tempe di NTB cukup tinggi permintaannya. Harapanya kedelai produksi NTB bisa menyuplai kebutuhan produksi tahu dan tempe di NTB,” ucapnya.

Ibnu berharap dalam upaya untuk terus mensukseskan program Upsus Pajale, peran dari penyuluh lapangan untuk betul-betul ditingkatkan. terutama untuk memberi inovasi dan edukasi kepada petani dalam menerapan teknologi tepat guna dalam meningkatkan produktivitas tanaman Pajale sesuai arahan dari BPTP Balitbangtan NTB. “Kami berharap peran penyuluh semakin terus ditingkatkan dalam suksesnya NTB sebagai swasembada pangan nasional,” pungkasnya. (luk)   

Komentar Anda