“Pasaran tas daun pandan dan lainnya sudah ada di hampir seluruh Indonesia, bahkan tembus Inggris,” tuturnya.
Dian menuturkan, untuk pasaran keluar negeri, meski belum langsung menjadi eksportir, tapi ada sejumlah pelanggannya yang sering membeli dan di bawa ke Inggris untuk di jadikan hadiah. Sementara untuk di Indonesia hampir seluruh wiayah, mulai dari Sumatera hingga Papua.
Dian sendiri bukan yang langsung menjadi pengarjin dari dasar. Melainkan menjadi pengepul barang setengah jadi, yang kemudian disulap dan dikombinasikan untuk menjadi kerajinan bernilai tinggi.
Kerajinan setengah jadi yang didapatkan dari para perajin langsung itu, kemudian dikombinasikan dengan berbagai motif. Motif tersebut terbuat dari tisu, agar lebih tahan lama, aman dan kualitasnya lebih bagus dibandingkan dengan menggunakan cat.
Omset penjualannya dalam satu hari mencapai sekitar Rp2 juta. Dian juga telah banyak mengikuti berbagai pameran. hingga produknya pun sudah banyak di kenal, dan pameran yang dilaksanakan di LEM ini merupakan yang diikuti ke 10 kali.(cr-dev)
