Tiga Negara Belajar Strategi Pengelolaan Kota dari Mataram

TIGA NEGARA : Kota Mataram mendapat kunjungan dari bank dunia dan delegasi tiga negara untuk belajar strategi pengelolaan kota. (ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Sebagai Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram terus melahirkan inovasi dan prestasi, yang membuat sejumlah pihak datang berkunjung untuk mempelajari strategi pengelolaan kota. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan kenegaraan, dimana delegasi dari Bank Dunia disertai dengan delegasi dari tiga negara. Yaitu Negara Vanuatu, Solomon Island dan Fiji. Delegasi bank dunia dan tiga negara diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahman, Selasa (07/11), di ruang kenari kantor Wali Kota Mataram. “Selamat datang delegasi Negara Vanuatu, Solomon Island dan Fiji di Kota Mataram. Kami berharap kunjungan ke Kota Mataram dalam rangka National Upgrading Slum Project (NUSP), ini akan menjadi ajang saling menginspirasi, saling belajar dan menyemangati kita semua untuk terus menerus berupaya dalam menangani kekumuhan yang pada akhirya diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan di daerah kita masing-masing tentunya dengan ridho dari Allah Tuhan Yang Maha Esa,” ujar TGH Mujiburrahman menggunakan Bahasa Inggris yang menyapa rombongan delegasi yang datang ke Mataram.

Tujuan para delegasi ini berkunjung adalah untuk melihat sejauh mana capaian kegiatan penanganan kekumuhan atau NUSP, dan strategi yang dilakukan Kota Mataram dalam upaya meminimalisir daerah kumuh di wilayahnya. Selain itu para delegasi juga melakukan kunjungan pada lokasi-lokasi Kegiatan penanganan Kekumuhan tersebut.

Baca Juga :  36 CPMI Ilegal Asal NTB Dipulangkan, Disnakertrans Bantah Pemda Tidak Respon

Dijelaskan kembali oleh Ulama asal Sekarbela Mataram ini, bahwa di tahun 2015 jumlah luasan Kumuh di Kota Mataram mencapai luas sebesar 303,58 Hektar. Di penghujung tahun 2023, penanganan kekumuhan telah mencapai prosentase sebesar 75 persen dari 6.130 hektar atau 61,3 Km2 total luas wilayah Kota Mataram. Dengan kata lain luasan kumuh di Kota Mataram hanya tersisa sebesar 75 hektar.

Selain berdampak positif bagi Kesehatan masyarakat Kota Mataram, Hal ini tentu saja diapresiasi oleh banyak pihak, sehingga mau datang berkunjung ke Kota Mataram untuk mengetahui strategi dan taktiknya. “Tentunya capaian penanganan kekumuhan di Kota Mataram tidak berhenti sampai disini, karena masih tersisa beberapa kawasan kumuh yang terus menjadi upaya Walikota dan Wakil Walikota Mataram sesuai dengan arahan RPJM Kota Mataram guna mewujudkan Kota Mataram yang HARUM atau harmoni, aman, ramah, unggul dan mandiri,” ungkapnya.

Selain itu dalam upaya panjang penanganan kekumuhan tersebut, bisa dicapai melalui perencanaan yang terukur, serta melalui upaya koordinatif dan kolaboratif dari Pemerintah Kota Mataram bersama jajarannya, Kementerian PUPR RI beserta jajarannya serta Bank Dunia, dan fasilitasi dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang bekerjasama dengan warga masyarakat sasaran penanganan kekumuhan.

Baca Juga :  Penerimaan Pajak Hiburan MXGP Belum Jelas, Pemkot Cek Klaim 50 Ribu Tiket Terjual

Hal penting lainnya tidak luput pula dari upaya pembiayaan yang serius dari berbagai pihak adalah faktor utama dalam mengentaskan kekumuhan tersebut. “Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Kementerian PUPR RI dan Bank Dunia serta stakeholder terkait atas upaya panjang yang telah kita jalani bersama dalam menangani kekumuhan di Kota Mataram Harum ini,” terangnya.

Menurutnya, upaya-upaya kolaboratif yang telah menjadi upaya terbaik ini dapat terus di laksanakan, guna menuntaskan kekumuhan di Kota Mataram, sesuai dengan target besar yang telah dicanangkan oleh Kementerian PUPR RI, yaitu dikenal dengan target 100-0-100 yaitu 100 persen akses layak air minum, pengurangan kawasan kumuh menjadi 0 persen, dan pemenuhan 100 persen akses sanitasi layak.“ Insyaallah program penanganan kekumuhan dapat terus berjalan dengan sukses,” jelasnya. (gal/adv)

Komentar Anda