Terara dan Sakbar Dominasi Kasus Perceraian Tertinggi di Lotim

Mesnawi, SH (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mencatat dua kecamatan, yakni Kecamatan Terara dan Sakra Barat (Sakbar) terdata sebagai kecamatan dengan angka perceraian tertinggi.

Ketua Panitera Pengadilan Selong, Mesnawi, SH mengatakan, setelah dilakukan perekapan terhadap meja 1 yang ada di PA, tercatat bahwa ada dua kecamatan yang paling banyak kasus perceraiannya, dan belum diselesaikan oleh PA.

“Kasus perceraian yang paling tinggi sekarang ini yaitu dua kecamatan, Terara dan Sakra Barat, yang kasusnya paling banyak, dan bahkan belum habis untuk disidang," ungkapnya Senin kemarin (24/10).

Melihat banyaknya kasus perceraian yang ada di dua kecamatan ini, pihaknya akan melaksanakan program sidang keliling ke masing-masing kecamatan untuk menyelesaikan kasus-kasus perceraian yang belum dituntaskan. “Minimal dalam tahun ini kita akan adakan sidang keliling ke Terara selama dua tahun,” ungkapnya.

Anehnya lagi, dalam kasus-kasus perceraian yang ditangani oleh pihak PA saat ini, yang menjadi penggugat terbanyak bukan dari kalangan laki-laki, melainkan dari perempuan. Hanya beberapa kasus saja yang di gugat oleh sang suami. “Setelah dilakukan pengecekan, ternyata perceraian ini di dominasi penggugat wanita atau istrinya," jelas Mesnawi.

Baca Juga :  Perceraian di Lotim Didominasi Janda Malaysia

Disampaikan, setelah dilakukan kroscek oleh PA, penyebab perceraian lebih banyak akibat kurangnya nafkah yang di berikan oleh sang suami kepada istri, sehingga pihak perempuan lebih memilih untuk bercerai.

“Untuk penyebab utama yang saya dapatkan dari penggugat yaitu kebanyakan kurangnya nafkah. Kalau nafkah batin semuanya terpenuhi, namun nafkah lahir yang jarang didapatkan," tuturnya.

Sementara Camat Terara, Urif Sopyan mendengar angka perceraian tersebut mengaku sangat terkejut, dan merasa prihatin dengan masyarakatnya yang mendapat nominasi angka perceraian tertinggi oleh PA Lotim.

Mengetahui kabar yang sangat tidak enak didengar olehnya itu, Camat Terara langsung mencari penyebab, apa yang membuat banyak masyarakat lebih memilih bercerai daripada melanjutkan hubungan bersama pasangan masing-masing.

Baca Juga :  Pengembangan Kasus Pembunuhan Genun Kandas

Ternyata, penyebab pertama angka perceraian di Terara karena kurang terpenuhinya nafkah lahir dan batin, kemudian adanya campur tangan pihak ketiga (perselingkuhan), ditinggal suami ke Negara Asing terlalu lama, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pernikahan dini, dan terakhir proses perkenalan yang singkat melalui facebook, kemudian langsung memutuskan untuk menikah. “Hal-hal inilah yang menyebabkan banyaknya angka perceraian yang tinggi menurut informasi saya terima dari Kantor Urusan Agama (KUA),” jelasnya.

Dengan begitu, pihaknya akan meminta instansi terkait untuk lebih giat melakukan penyuluhan ke sekolah dan masyarakat, agar terhindar dari perceraian yang saat ini marak terjadi. “Selain itu, kepada semua orang tua agar sama-sama memberikan motivasi dan dorongan, agar anak-anaknya tidak terlalu cepat menikah,” pinta Camat Terara. (cr-wan)

Komentar Anda